Friday, September 04, 2009

I have a dream

“I have a dream a song to sing…” (East Life)

Seorang anak muda yang baru berusia 15 tahun di sebuah Sekolah Menengah Pertama di Jakarta, berjalan menghampiri majalah dinding sekolah. Perawakannya semampai, semeterpun baru sampai, lebih sedikit kali. Kulitnya mirip dengan sawo kematangan, “dekil en de kumel”. (ape kate loe deh, namanya juga anak gaul, yang nggak, sobat)

Setelah memperhatikan beberapa artikel dalam majalah dinding tersebut, tiba-tiba matanya tertuju pada sebuah kolom bahasa Inggris yang judulnya adalah “Just To be you”, yang artinya jadilah diri anda sendiri, apa adanya. (May be yes, may be no)

Belagu, gumamnya. Sok inggris-ingrisan loh. (Sebab Nilai Bahasa Inggrisnya ”4”, paling jelek di kelasnya waktu itu).”
“Ibu guru bahasa Inggris gue payah.” Ujarnya.
Mamaku cerita, dia bertanya perihal nilai ”4” itu kepada guru bahasa Inggrisku, dan dengan tenang, ibu guru itu berkata

”Memang segitu angka yang pantas untuknya...”.
Dan mamaku pulang dengan wajah yang sedih, anak laki-laki satu-satunya dengan nomor urut 4 itu, paling kecil lagi, seakan tidak ada harapan. (”Moyung”, nggak ada gunanya, mungkin begitu kata-kata dalam bahasa mandarinnya).

Mungkin karena dulu dikelas aku pernah mendapat kesulitan membaca dan ngotot dan ditertawakan seluruh kelas...

Waktu itu saya disuruh mengeja kata ”bicycle” (bacanya : bai-si-kel), namun entah bagaimana saya mengejanya ”bi-ci-kle), dan seluruh kelas menertawainya. Mungkin juga karena situasi itu, pandangan guru bahasa Inggris saya menjadi lain, seakan saya sengaja melakukannya, dan sebagai ganjarannya dan memang begitu adanya, dia memberikan nilai ”4” pada rapot semester 1 saya ini. Waktu itu dia kelas 2 SMP.

Coba kalau ada bimbingan belajar Sinotif waktu itu dengan buku judul ”Bagaimana mencapai nilai 100” mungkin ada jawabannya. Tapi saat itu kan tidak ada...

Sambil memandang kembali tulisan itu ”Just to be You” yang dia sendiripun tidak mengetahui artinya saat itu. Dia mulai membatin :

”Saya memang tidak punya apa-apa, sekarang. Namun suatu saat nanti, saya akan jadi orang besar.....”
Tahukah anda, sobat?

Lewat sebuah mimpi pada usia anak remaja belasan tahun pada jamannya itu, memampukannya untuk mengubah kenyataan. Angka ”4” di semester pertama kelas 2 SMP itu, berubah menjadi angka ”6” pada semester 2. Dia mengikuti kursus bahasa Inggris dan belajar secara komprehensif setiap hari.

Pada semester 1 di kelas 3 SMP, dia mendapat angka ”7”, di semester 2 dikelas 3 SMP menjadi angka ”8”. Pertumbuhannya meningkat menjadi 100% bo.

Ini asli penilaian juga dari Guru Bahasa Inggris itu karena di NEM atau Nilai Evaluasi Murid secara nasional dia mendapat nilai 8,89 dengan total NEM 42 atau setara dengan nilai rata-rata 7 dari 6 mata kuliah yang diujikan waktu itu, sehingga dia bisa masuk sekolah Negeri yang syaratnya cukup ketat saat itu, dengan uang pangkal Rp 33.000 saja dan uang sekolah hanya Rp 2.000 perak pada jamannya. Ini sangat meringankan beban ”gendongan” orang tuanya yang sederhana.

Dan bermodal dari bahasa Inggris itu, dia pun berprofesi menjadi guru bahasa Inggris sehingga sanggup membiayai dirinya sendiri pada saat kuliah, sampai dia mendapat sebuah pekerjaan yang tetap.

Sebuah ”Magical Moment” terjadi lagi.

Nilai ”4” bukanlah angka yang mati, nilai itu malah memotivasinya untuk tidak sekedar mencari angka ”8” melainkan menjadi penghasilannya pada saat kuliah dan membuka cakrawala baru atas buku-buku pengetahuan yang berbahasa Inggris, dan sangat bermanfaat bagi yang suka browsing, sobat.

Apa yang dapat kita pelajari dalam hal ini adalah kekuatan sebuah mimpi atau ”the power of the dream”. Judul lagu yang dibawakan oleh Celline Dion yang juga menjadi motto dari pabrik Mobil Honda.

Mimpi yang sederhana itu menjadi sebuah ”titik balik” dalam kehidupan anak muda itu. Bila dia dapat melakukannya mengapa kita tidak, sobat?

Ijinkan saya melengkapi dan merevisi mimpi anak muda itu sesuai dengan prinsip Dalur.

Apakah itu? Prinsip Dalam Keluar (inside out) dari buku ”7 Kebiasaan Manusia yang Efektif” karya Stephen R. Covey sebagai berikut :

Menjadi orang besar, yang berani menjadi diri sendiri. Mampu menerima diri sendiri apa adanya, baik kelebihan dan kekurangannya. Just to be You. (Tanggung jawab Pribadi)

Menjadi orang besar, yang besar tanggung jawabnya didalam menafkahi keluarga dan saudara-saudaranya. (Tanggung jawab Keluarga)

Menjadi orang besar, yang besar kontribusinya dalam organisasi dimana dia berada. (Tanggung jawab Karir dan Profesi)

Menjadi orang besar, yang besar kontribusinya bagi kemajuan masyarakat. (Tanggung jawab Sosial Masyarakat)

Menjadi orang besar, yang besar kontribusinya bagi kemajuan bangsa. (Tanggung jawab sebagai warganegara yang baik)

Menjadi “lebih” Indonesia.

“I have a dream a song to sing…” (West Life)

Saya mempunyai sebuah mimpi, sebuah lagu yang akan dinyanyikan. Dan inilah lagunya, untuk Indonesia.

Lagu :
Indonesia Tanah Air Beta
Pusaka Abadi nan Jaya
Indonesia sejak dulu kala
S’lalu di puja-puja bangsa

Disana tempat lahir beta
Dibuai dibesarkan bunda
Tempat berlindung di hari tua
Sampai akhir menutup mata

Inilah awal kebangkitan dari seorang anak muda yang bercita-cita memiliki Hidup yang Berkemenangan.

(I support you, full)