Thursday, May 28, 2009

Mematahkan Belenggu Ketakutan

Ketakutan terkadang lebih mengerikan dibanding dengan konsekuensi dari akibat rasa takut yang disebabkan oleh sumber rasa takut itu sendiri baik karena seseorang, sesuatu atau terkadang hal-hal yang tidak pernah terjadi tetapi diciptakan oleh pikiran kita sendiri.

Menurut berbagai sumber rasa takut yang berlebihan bisa muncul dari pengalaman buruk atas sebuah kejadian apalagi sebuah trauma yang menimbulkan rasa kepedihan yang mendalam.

Mungkin juga berasal dari persepsi kita dengan panca indra kita sebagai saluran masuknya. Bila anda suka mendengar dan menonton cerita tentang hantu misalnya maka akan mengakibatkan ketakutan yang tidak tahu dari mana entah asalnya, padahal kita sendiri yang tidak sadar memprogramnya lewat panca indra tersebut.

Ada lagi yang mempunyai rasa takut yang berlebihan karena Sistem Kepercayaan (Believe system) yang salah dengan mengasumsikan bahwa saya sukses bila punya mobil mewah, saya akan diterima orang lain bila saya berkorban, membela teman disaat yang salah (Cari muka) dan bertindak bagaikan lilin kecil ditengah dunia ini, padahal tidaklah demikian. Justru kita sukses bila kita mengubah mindset kita dengan mengatakan bahwa saya yakin akan sukses lewat pelayanan saya, nilai tambah yang saya berikan bagi orang lain dan orang lain akan menerima saya seperti saya menerima diri saya sendiri, saya tidak berlebihan memperlakukan orang lain karena itu adalah kunci persahabatan sejati yaitu saling memberi dan saling menerima. Sahabat sejati adalah sahabat yang sanggup berkata BENAR dan bukan dengan membenarkan kata-kata.

Ada lagi yang berpendapat bahwa saya tidak sukses memang sudah dari sononya, sudah takdirnya, lihat saja orang tua saya, lingkungan saya tidak mendukung saya untuk maju. Jadi saya adalah produk dari kegagalan lingkungan jadi yang salah adalah pemerintah dan masyarakat (kecuali saya)...ini adalah sebuah determinisme dan sikap seperti inilah yang menjebak kita kepada rasa mengasihani diri kita yang berlebihan akibat dari rasa takut akan mengubah nasib kita sendiri. Bahwa nasib kita terletak ditangan kita sendiri sampai menempuh batas optimal yang telah ditakdirkan oleh TUHAN. Keadaan ini diperparah apabila kita menggunakan topeng mimik wajah orang yang perlu dikasihani, sehingga sangat mempengaruhi orang lainpun berpersepsi bahwa kita memang pantas untuk dikasihani.

Lalu apa solusinya? Solusinya adalah MENGUBAH MINDSET dan BERTINDAK. Kita patahkan belenggu ketakutan itu dengan mengubah mindset kita kepada keadaan yang kita inginkan. Tindakan akan mengalahkan ketakutan. Takut akan masa depan adalah ketakutan semua orang. Jangan Lebai. Sesungguhnya apa yang paling anda takutkan akan terjadi? Apakah bila anda jobless anda akan.... namun saya tidak mau kita semua terjebak dalam permainan Pain and Leisure, mari kita fokus pada Leisurenya. Misalnya, masa depan saya pasti akan cerah bila Saya menyusun Tujuan dan sasaran hidup saya lebih baik lagi, fokus pada hal itu, menyisihkan waktu yang berharga untuk memenuhi tujuan saya, mengembangkan komunikasi dan kerjasama yang saling menguntungkan dengan orang lain sambil tetap menjaga keharmonisan rumah tangga kita. Ingat Peran kita di kantor dan dirumah sangat penting, bahkan pemimpin sekelas John C. Maxwell pun berkata "Sukses yang sejati adalah ketika kita menjadi Ayah dan Suami yang baik". Bagaimana dengan kita?

"Control your own destiny, or someone else will". Jack Welch.

Salam Sukses Sejati

Surya D. Rachmannuh