Saturday, September 12, 2009

7D. Proses Transformasi

Proses transformasi adalah kita menukar peran pencela batin yang sebenarnya sekaligus pelatih batin kita juga. Jadi kita manfaatkan dulu kritik yang membangunnya, kemudian kita gali apa rasa ketakutan dalam bentuk sebuah permintaannya sebagai bentuk cintanya kepada kita. PB adalah singkatan dari pencela batin / pelatih batin yang sedang berbicara dalam diri saya (Surya) kita yang telah saya adopsi dari buku “The Success Principles” karya Jack Canfield sebagai berikut

PB : Kamu ini bagaimana sih. Kamu memasukkan terlalu banyak informasi dalam pelatihan tadi. Penjelasanmu terlalu cepat, dan kamu tergesa-gesa di bagian akhir. Tidak mungkin orang bisa mencerna semua informasi itu. Setelah bertahun-tahun menjadi “Trainer”, kamu seharusnya lebih tahu.

Surya : Oh ya. Aku tidak akan mendengarkanmu mencelaku. Saya sudah melakukan survei sebelumnya dengan pihak pelanggan sebelum saya melakukan presentasi, tentang visi dan misi, apa yang mereka inginkan dari pelatihan ini. Aku tidak tertarik pada penilaianmu, hanya pada gagasanmu tentang “cara” membuatnya lebih baik lain kali.

PB : Baiklah. Lain kali dua atau tiga pokok bahasan saja sebagai tambahan dan kalau bisa diberikan lewat contoh, ilustrasi, humor serta lebih banyak latihan antar pribadi supaya orang-orang bisa benar-benar mengerti tujuan materinya. Kamu tidak bisa mengajari orang-orang itu seharian penuh dengan pengalamanmu yang telah bertahun-tahun bukan. Masukan air ke botol dari ember kan harus sendok per sendok. Kalau langsung diguyur kan hasilnya tidak maksimal.

Surya : Kamu benar. Ada lagi?

PB : Ya. Pastikan kamu menyertakan lebih banyak “games” di sekitar jam 3 sore, biasanya itu waktu mereka pulang kan. Sedangkan materi pelajaran kamu selesai jam 5 sore. Ini tidak biasa dari pulang jam kerja mereka sehari-hari.

Surya : Baiklah. Ada lagi?

PB : Ya. Menurutku akan lebih baik jika anda putarkan sebuah lagu “It’s My life” misalnya sebagai pemacu motivasi juga sebagai pengingat bila lagu sudah selesai itulah awal dimulainya satu sesi. Bila ada yang terlambat, berikan hukuman ringan untuk sebagai pelajaran disiplin. Jadi kamu nggak perlu teriak-teriak lagi kan.

Surya : Saran bagus. Ada lagi?

PB : Ya pastikan kamu memasukkan beberapa gerakan agar semua orang dapat mengingat tidak hanya lewat “slide presentation” melainkan dalam bentuk gerakan supaya mereka dapat mempraktekkannya kembali di rumah, seperti gerakan “CONIM” yang selalu kamu ajarkan pada sesi pelatihan kamu.

Surya : Benar juga. Ada lagi?

PB : Namun pastikan bagi peserta ibu hamil dapat dibebaskan dari gerakan itu, apalagi yang telah hamil tua. Kalau “brojol” di tempat pelatihan kan repot, walaupun tinggal pindah ruangan doang sih.

Surya : Iya ya. Sudah selesai?

PB : Ya, iyalah.

Surya : Baiklah, saya sudah mencatat semuanya. Saya akan memperbaikinya dalam pelatihan-pelatihan saya. Terima kasih.

PB : Sami-sami.

Seperti yang anda lihat dalam contoh diatas, ada banyak hal yang dilihat pelatih batin anda tentang cara memperbaiki prestasi anda dalam situasi yang akan datang.

Masalahnya – sampai sekarang informasi itu telah disampaikan sebagai penilaian.

Begitu anda mengganti percakapan itu ke pembahasan yang tidak emosional tentang peluang perbaikan, maka pengalaman itu berubah dari negatif menjadi positif.

Dan inilah saran yang berharga. Karena penelitian tentang ingatan memberitahu kita bahwa sebuah gagasan baru hanya bertahan sekitar 40 detik dalam ingatan jangka pendek dan kemudian hilang. Anda perlu mencatat semua gagasan ini dan memasukkannya ke dalam arsip yang akan anda kaji ulang sebelum penampilan anda yang berikutnya. Jika tidak, anda bisa kehilangan manfaat umpan balik yang berharga itu.

Salam Champion
Surya Rachmannuh