Saturday, September 12, 2009

2B. Mencari di dalam diri

Pribadi yang tidak CHAMPION mencari sesuatu hal di luar diri mereka. Namun sebelum saya melanjutkan hal itu, saya kembali akan memberikan sebuah ilustrasi berikut ini.


Cincin Nasrudin yang hilang



Suatu sore menjelang maghrib, tetangga Nasrudin melihat sebuah pemandangan yang tidak lazim. Nasrudin sedang jongkok di halaman rumput depan rumahnya sedang mencari sesuatu yang hilang.

Maka bertanyalah tetangga itu kepada Nasrudin.

“Apa yang sedang kamu cari, Nas,” tanya tetangga Nasrudin.

“Cincin,” jawab Nasrudin.

Langsung saja tetangga Nasrudin ikut membantu mencari cincin Nasrudin yang hilang itu.

Setelah beberapa saat dan pinggang tetangga Nasrudin pun mulai terasa kesemutan, tetangga itu teringat untuk menanyakan kepada Nasrudin, dimana kira-kira letak jatuhnya cincin itu.

“Maaf Nas, kira-kira dimana letak jatuhnya cincin itu, Nas?” tanya tetangga Nasrudin.

Dan Nasrudin dengan enteng menjawab

“Dirumah,” jawab Nasrudin.

“Dirumah? Mengapa kamu mencarinya di halaman depan rumah, Nas?” Balas tetangga Nasrudin.

“Karena diluarkan lebih terang,” jawab Nasrudin.


Kira-kira demikianlah cara kebanyakan orang di dalam menjalani kehidupan ini. Mereka mencari kebahagiaan hidup diluar diri mereka, bukan di dalam diri mereka karena tidak mudah untuk menyelami diri kita sendiri. Butuh kejujuran dan pengakuan atas eksistensi hidup kita dan menerima diri kita apa adanya serta mengatur jalan pikiran anda mengenai konsep diri dan kebahagiaan anda sendiri.

Banyak orang mengejar sukses dan keuangan semata namun hidupnya tidak bahagia, ada yang bahagia hidupnya namun secara materi tidak berkecukupan. Namun anda jangan sampai melupakan yang satu ini di dalam mengajar kebahagiaan dalam hidup ini yaitu mencintai diri anda sendiri. Itulah cinta terbesar anda dalam hidup ini.
Bagaimana mungkin orang yang mengaku mempunyai banyak cinta tapi dia sendiri kering di dalam. Seperti pandangan si ibu dengan menyikapi gelas yang setengah penuh, pandangan yang optimis, kita harus berusaha untuk memenuhi kebahagiaan dalam diri dulu barulah kebahagiaan itu melimpah ruah ke orang lain sekitar dalam bentuk kepedulian sosial.

Terkadang dalam banyak permintaan kita dalam dunia ini terasa “kekanak-kanakan” bila anda minta kebahagiaan anda terlebih dahulu, terkesan egois, padahal itu adalah kunci utama dalam hidup ini.

Mintalah kebahagiaan kepada yang mempunyai kepada ALLAH sumber kebahagiaan kita yang akan memampukan kita mencintai diri kita apa adanya, dan terpancar lewat wajah kita, tidak perlu meminta manusia lain untuk memeriksa apakah “aura” kita, cukup dengan sebuah eksplorasi penerimaan diri kita dan lewat ucapan syukur dan ibadah, kita dimungkinkan menemukan jati diri kita dan panggilan hidup kita yang sesungguhnya.

Pernahkah juga anda mendapat penerangan atas prosedur penyelematan darurat di pesawat udara ketika ada tekanan udara di kabin pesawat meningkat dan masker yang berisi oksigen di keluarkan?

Kita sangat disarankan untuk memakai masker oksigen itu dulu secepatnya, supaya kita dapat membantu anak kita, kerabat kita yang belum terbiasa menggunakan masker oksigen.

Jadi temukan jati diri anda dulu, maka pandangan anda terhadap dunia ini akan berubah.


Peta Indonesia



Ada seorang ayah yang harus menjaga anak perempuannya karena istri dan pembantunya berbelanja ke pasar. Sang ayah sedang bertugas menyelesaikan pekerjaannya sedangkan anaknya menuntut perhatian untuk ditemani bermain.

Alih-alih minta ditemani terus, sang ayah mengambil sebuah majalah dan mendapatkan sebuah puzzle jalur sebuah peta Indonesia lewat sebuah majalah penerbangan dan ayah itu pun mendapat ide, segera mengambil gunting dan berkata kepada anaknya.

“Nak, sekarang kita melakukan pelajaran gunting menggunting ya. Lihat ini adalah peta Indonesia, dan ini papa gunting menjadi 16 bagian ya, nanti kamu susun kembali menjadi peta ya.” Kata sang ayah.

Setelah bagian peta Indonesia itu terbagi menjadi 16 bagian, maka diacaklah potongan kertas itu. Sang ayah tersenyum puas, pengharapannya adalah bahwa anaknya akan mempunyai permainan yang cukup memakan waktu sementara dia dapat menyelesaikan tugasnya.

Namun tak sampai 10 menit, sang anak sudah kembali ke papanya dan berkata “Sudah selesai”. Dan sang ayah pun terkejut ketika memeriksa hasil anaknya dan bertanya dalam hati, kok bisa ya secepat itu, dan dia pun bertanya kepada anaknya bagaimana secepat itu di selesaikan permainan itu.

Dengan sang anak pun berkata,”Ayah, saya pun mengalami kesulitan pada waktu pertama kali menghadapi permainan ini. Namun ketika dipelajari saya menemukan gambar sebuah mata “kaka cantik”, lalu saya menemukan satu lagi gamba mata. Dari sana saya mencari padanannya sehingga membentuk wajah, dan bagian tubuh lainnya utuh menjadi sebuah gambar. Setelah itu saya balik gambar itu, sehingga membentuk peta Indonesia seperti yang ayah berikan soalnya kepada saya.

Jadi, bila mengubah pandangan kita terhadap segala persoalan yang ada dalam dunia ini maka dengan sendirinya akan terbentuk peta jalan kehidupan kita secara menyeluruh. Apa yang kita butuhkan, rasa cinta diri dan ingin berbagi kepada orang lain, saling menghargai, empati atau peduli terhadap sesama, mau mendengarkan orang lain, dan rendah hati di dalam menjalani kehidupan sebagai bagian yang terpisahkan dalam rangkaian episode kehidupan kita.



Oleh karena itu saya juga ingin membantu anda dan diri saya juga lewat sebuah refleksi atas diri dan segala pencapaian prestasi, pertumbuhan dan perkembangan diri lewat sebuah renungan berikut ini :

Insan dalam Cermin



Ketika anda mendapatkan bahwa anda sudah mencapai kesuksesan yang mengagumkan bahkan dunia menjadikan anda “Bintang” pada hari itu….
Setelah peristiwa itu, pergilah ke ruangan anda, ke depan meja rias kamar anda dan lihatlah cermin yang ada diatas meja rias anda. Perhatikan dengan seksama dan renungkanlah apa yang akan dia katakan kepada anda.

Dia bukan ayah, ibu, istri atau suami anda. Dia lah kompas hidup anda, yang menentukan jalan hidup anda sendiri. Karena yang memberitahukan kepada anda, benar atau kelirunya perjalanann dalam kehidupan anda, dia-lah yang sedang berhadapan dengan anda di balik cermin itu.

Anda mungkin merasa telah mempunyai kekayaan bahkan terasa memiliki dunia ini dan berpikir anda adalah orang yang sangat luar biasa suksesnya, namun bila dia, insan yang didalam cermin itu mengatakan bahwa anda sesungguhnya adalah seorang aktor besar yang pandai memainkan peran saja dan jika anda tiba-tiba tertunduk, tidak mampu melihat lurus matanya dengan tegak, anda sedang berada dalam sebuah ”refleksi” kehidupan.

Dunia boleh mengatakan bahwa anda adalah yang terbaik bahkan anda pun boleh mengatakan bahwa seluruh dunia itu sebenarnya sudah terfokus pada penampilan luar anda yang begitu luar biasa, anda mendapatkan sanjungan, tepuk tangan yang luar bisa ketika anda mencapai kesuksesan. Namun hasil akhir anda pasti akan sangat melukakan dan menyedihkan, bila anda telah menipu dia yang berada di dalam cermin itu.

Salam Champion
Surya Rachmannuh