Saturday, September 12, 2009

5C. Dengan Siapa Anda bergaul?

Apa yang membedakan diri anda sekarang dan waktu lima atau sepuluh tahun yang akan datang adalah dengan siapa anda bergaul dan buku-buku apa yang anda baca. Saat ini saya menjelaskan yang pertama dulu yaitu dengan siapa anda bergaul sedangkan untuk buku anda dapat melihat referensi buku Champion yang pernah dibaca atau pun yang mengilhami saya untuk menulis buku ini.

Saya akan memulai pada bagian ini dengan sebuah ilustrasi dari negeri tiongkok kuno.


Mun Tje, The Prime Minister


Dulu ada seorang Perdana Menteri yang sebut saja bernama Mun Tje dan sangat terkenal pada jamannya. Banyak orang tidak tahu latar belakang perdana menteri Mun Tje tersebut.

Dimasa kecilnya, dia hidup dekat daerah pasar. Dan jadilah permainannya dengan teman-teman sebayanya dipengaruhi oleh lingkungan pasar yang letaknya dekat rumah yaitu main pasar-pasaran. Segala macam sayur mayur dijadikan bahan dasarnya.

Pertama-tama yang jadi korban adalah kebun sayur papanya. Karena papanya tipe orang yang sayang anak, maka dia tidak pernah menegur anak laki-laki kesayangannya itu.

Mun Tje dan teman-teman bermain pasar-pasarannya setiap hari. Ketika idak ada lagi sayur di kebun papanya, mulailah dia mengambil sayur-sayuran dari kebun tetangganya.
Mulailah terjadi keluhan tetangga di sebelah kanan dan kiri rumah Mun Tje.

Akhirnya papanya pun angkat tangan, sehingga dia memutuskan untuk memindahkan rumahnya ke daerah pekuburan. Mun Tje kecil pun berubah karena teman-teman sekitarnya juga. Hobi barunya sekarang adalah main kubur-kuburan.

Awalnya dia hanya ikut-ikutan untuk main kubur-kuburan dengan cara mengubur kedebong pisang yang ditanam ke dalam sebuah lobang tertentu yang sudah digali sebelumnya, meletakkan gedebong pisang itu dan dia pun mulai meniru salah satu temannya untuk menjadi pemimpin permainan kubur-kuburan itu.

Selang beberapa saat, dia malah memimpin permainan kubur-kuburan itu setiap hari. Sampai suatu saat ketika kedebong pisang hilang dari pasaran, Mun Tje kecil nekat untuk menangkap salah satu temannya untuk dijadikan objek permainan kubur-kuburan itu.

Temannya ini berteriak ketakutan sampai didengar oleh orang tua temannya yang adalah tetangganya juga. Lagi-lagi keluhan datang kepada papanya.

Hal ini kembali merisaukan hati papanya. Sebelum menjadi dewasa, Mun Tje kecil masih berada dalam tanggung jawabnya sebagai orang tua.

Ditengah pikirannya yang galau mencari solusi pada permasalahannya, dia pun mengingat kembali pengalaman masa lalu dan mulai timbul pada sebuah kesimpulan solusi. Ingat. Ingat, ingat, ingat, ingat lagi ceritanya.

Solusinya adalah Mun Tje kecil itu berperilaku dan bermain tergantung dari teman-temannya beserta lingkungannya. Punya rumah dekat pasar, main pasar-pasaran. Dekat kuburan, main kubur-kuburan. Sehingga papanya Mun Tje memutuskan untuk menjual rugi rumahnya yang sekarang dan memindahkan keluarganya kembali, hanya yang kali ini dekat dengan sekolah. Supaya Mun Tje main sekolah-sekolahan tujuannya.
Dan ternyata, keputusan papanya kali ini tidaklah sia-sia. Mun Tje kecil bertumbuh dan berkembang dengan teman-teman sekolahnya, apalagi ditambah dengan adanya perpustakaan di sekolah. Tiap hari main sekolah-sekolahan dan membaca buku di perpustakaan. Terkadang Mun Tje berperan sebagai guru-guruan sehingga tanpa sengaja, Mun Tje kecil tumbuh dan berkembang menjadi seorang yang terpelajar dan bijaksana.

Pangkatnya naik terus sampai akhirnya dia menjadi seorang perdana menteri yang terkenal di jamannya.


Diwaktu masa kecil saya, saya juga ingat akan nasehat mama yang secara diam-diam memberitahukan saya tentang situasi tempat kami tinggal. Di daerah Tubagus Angke, yang dipersepsikan orang sebagai tempat yang tidak disarankan untuk ditinggalkan dan tumbuh kembang anak, karena daerah tidak berpendidikan sehingga peluang untuk mendapatkan pekerjaan juga tidak mudah jadinya.

”Kamu mendingan bergaul di sekolah saja nak, pulang sekolah langsung bikin PR dan bermainlah jangan jauh-jauh dari rumah ya apalagi bergaul dengan kelompok orang yang tidak sepaham. Cukup hormati mereka saja, sapa dengan sopan namun jangan bergaul dengan mereka.” pesan ibu kepada saya.

Saya belum mengerti maksud ibu saya waktu itu. Untungnya saya memang seorang yang penurut sehingga saya terbebas dari pengaruh lingkungan yang tidak mendukung orang menjadi pribadi yang Champion.

Saya memutuskan untuk tidak merokok, tidak menenggak minuman keras, tidak bercinta sebelum waktunya, dan hal negatif lainnya. Prinsipnya saya benar-benar menjaga diri saya terbebas dari pengaruh yang tidak baik.

Setangkai ”BUNGA TERATAI” akan tumbuh dengan indahnya tidak peduli dimana lingkungan kolam tempat dia bertumbuh, dia tetap dapat mengambil sari pati yang terbaik dari alam untuk kebutuhan dirinya.

Jadi, cukup berteman dengan orang yang mempunyai perilaku dan pandangan tidak sesuai dengan anda dan perluaslah pergaulan dengan orang-orang yang membantu anda tetap semangat sampai berhasil.

Ada banyak seminar dan pelatihan untuk bertemu dan berkenalan dengan orang-orang yang sukses. Contohnya : Sekolah Penulis Pembelajar atau Written Schoolen yang mampu memotivasi saya untuk menulis buku ini.

Pelajari dan tirulah cara mereka yang sudah terbukti berhasil pada bidang yang memang anda inginkan. Ingat, yang ditiru ”caranya” bukan jati dirinya. Kita ini harus asli menjadi diri kita sendiri.

Salam Champion
Surya Rachmannuh