Friday, September 04, 2009

God is good all the time

God is good all the time. (Don Soen)

Konon, ada dua orang keluarga petani di Jepang yang mempunyai lahan berjenjang di sebuah daerah perbukitan. Kedua keluarga itu termasuk keluarga-keluarga yang taat beribadah.

Satu keluarga petani yang kita sebut saja petani ”A” (Asal aja), setiap hari mengajak seluruh keluarganya berdoa, apalagi saat ini sedang musim paceklik. Mereka sekeluarga meminta datangnya hujan, bahkan ada sebagian dari mereka yang menambah jam doanya sampai semalam suntuk.

Keluarga petani yang lain, sebut saja petani ”B” (Belajar kali ye), setiap hari juga mengajak seluruh keluarganya berdoa. Dan setelah mereka berdoa, mereka mulai bekerja sesuai dengan peran dan fungsi tugas mereka masing-masing.

Para wanita dan anak-anak, melakukan kegiatan di dalam rumah dan pekarangan.

Para laki-laki yang dipimpin oleh petani ”B” tersebut selalu terlibat diskusi dan revisi atas pencapaian kinerja masa lalu.

Mereka sibuk membuat persediaan air dengan membuka sumur atau tempat penyediaan air yang baru, membuat sistem irigasi yang terpadu, dengan rencana yang matang sekali, sehingga ketika hujan benar-benar datang nanti dan sesuai dengan hukum alam, dimana air akan mengalir ke tempat yang lebih rendah, maka mereka sibuk bekerja siang dan malam untuk mencapai cita-cita mereka yaitu air yang cukup untuk mengairi sawah dan ladang mereka sampai masa panen tiba.

Suatu malam, sama seperti cerita ini ditulis, jam 9.00, tanggal 17 Agustus 2009, turunlah hujan yang lebat. Hujan yang dinantikan telah tiba. Hore. (sedikit lebay ah)

Kedua keluarga petani itu terkejut dan bersorak kegirangan. Keluarga petani ”A” bagaikan pemadam kebakaran atau dalam keadaan kepepet, dengan mengerahkan keseluruhan tenaga mereka, mereka mengikuti jejak air di daerah perbukitan tersebut yang memang menjadi area wilayahnya.

”Loh, kok tanggul yang disebelah sana jebol ya. Perasaan dulu baik-baik saja. Hayo anak-anak cepat bekerja. Jangan malas apalagi kalau nekad melawan bapak. Perbaiki tanggul yang jebol itu. Cepat. Cepat.”

Belum lagi tanggul satu jebol, banyak sekali tanah longsor terjadi sehingga menimbun tempat-tempat persediaan air milik petani keluarga ”A” tersebut. Dan terhadilah kehebohan di sana, penuh dengan suara hiruk pikuk, kalang kabut, sikut menyikut pun terjadi disana.

Petani A : Tolong tambal tanggul itu, dan kamu tolong jaga air itu, kamu cegat air itu semampumu. Hayo, hayo jangan malas. Mana cangkulmu, mana pangkurmu kita bekerja tak jemu-jemu. Cangkul, cangkul, cangkul yang dalam...

Dalam sekejab air mengalir begitu derasnya sehingga tidak dapat dibendung lagi. Hilang lenyap dikesunyian malam itu.

Petani A : ”Air, air, air. Hilang sudah airku, rejekiku. Ya nasib, ya nasib mengapa begini. Baru pertama bercerita sudah menderita.... ”

Di lain pihak, petani ”B” juga mengerahkan seluruh potensi yang ada pada diri mereka. Setiap orang berjaga diposnya masing-masing sesuai dengan pembagian tugas, serta saling bahu membahu memperbaiki hal-hal yang diperlukan seiring dengan derasnya hujan malam itu.

Mereka terhindar dari tanah longsor, malah sumur-sumur baru yang mereka gali dengan susah payah kini sudah membawa hasil. Semua penuh dan terisi. Memang ada perbaikan kecil akibat beberapa tanah longsor yang menahan laju aliran irigasi sawah mereka. Toh, hal itu dapat mereka selesaikan dengan baik karena adanya perencanaan yang matang sebelumnya.

Hasilnya dapat dipastikan.

Musim tanam itu, keluarga petani ”B” melakukan doa pengucapan syukur atas hujan yang telah diberikan ALLAH, petak-petak lahan padi, jagung, ketela, sayur mayur yang telah mereka rencanakan membuahkan hasil panen yang berlimpah sementara keluarga petani ”A” hanya menyisakan beberapa lahan yang nyaris kering saja untuk menyambung kehidupan mereka sehari-hari. Ini adalah sebuah keadilan dalam kehidupan.

Keluarga petani ”A” tidak dapat bersyukur, bahkan diantara mereka ada yang cenderung mengatakan bahwa mereka merasa mendapatkan cobaan, merasa diperlakukan tidak adil, dan beberapa keluhan kecil lainnya.

Apa moral cerita diatas menurut anda, sobat?

Apakah ALLAH tidak baik dan tidak menjawab atas doa-doa yang dipanjatkan umatNya?

Pasti tidak. ALLAH itu baik. Setiap saat, setiap waktu.

ALLAH memberikan hujan kepada semua orang, lepas dari apapun karakternya. Harta dan kekayaan adalah buah dari hasil kerja keras kita selama kita dibumi. Keselamatan roh dan jiwa kita adalah buah dari pertobatan kita dan lewat ucapan syukur kita kepada ALLAH.

Atas segala berkat yang telah diberikan kepada kita.

Bekerja dan berdoa adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Terlalu banyak berdoa tanpa bekerja, kita tidak dapat melihat mujizat hidup berkemenangan dalam berbagai hal dalam kehidupan kita.

Sebaliknya bila anda terlalu banyak bekerja dan kekurangan waktu untuk berdoa, pengembangan diri sendiri dan keluarga dan hubungan sosial anda akan terganggu keseimbangannya.

Untuk apakah semua harta benda yang banyak itu bila tidak disertai amal dan ibadah yang sesuai dengan kehendak ALLAH?

Tidak ada gunanya. Karena dengan telanjang aku keluar dari rahim ibuku, tidak membawa apa-apa, demikian juga ketika saya menghadap kehadiratNya kelak.

Lucunya adalah ada orang-orang yang bekerja keras sedemikian rupa. Buka usaha jam 6 pagi, tutup jam 10 malam. Demi ”order” dan banyak ”cuan” (untung / laba) katanya.

Ada yang mencapai kekayaan tertinggi pada usia 50-an, namun pada usia 60-an pulang pergi ”check up” kesehatan di Singapura, perlahan-lahan bisa ludes juga harta kekayaannya.

Ada yang mencapai kekayaan dalam usia tertentu, namun tahun depannya kena ”Phian Sui” (stroke maksudnya), separuh badan tidak dapat digerakkan dan tergantung pada kursi roda. Yang lebih parah lagi adalah orang yang tidak pernah punya tujuan kemana mereka akan pergi didunia ini dan pada saat datang ajal menjemput.... (yang kali ini agak serius neh)

ALLAH itu baik. Masih memberikan kita kesempatan untuk berhubungan baik dengannya. Setiap saat, setiap waktu.

Bila anda merasa bahwa anda merasa jauh dari ALLAH. Itu adalah perasaan anda sebagai manusia.

Faktor ”S”. Do ”s” alah yang menghambat orang untuk tidak berdoa.
ALLAH itu baik. Setiap saat, setiap waktu.

Bila anda melewati malam yang paling kelam dalam hidup anda, seperti yang dialami oleh petani ”A”, sadarilah kesalahan kita, bangkitlah dan berjuanglah untuk mencapai kemenangan.

God is good all the time
(Allah itu baik, setiap saat setiap waktu)
He put a song of praise In this heart of mine
(DIA memberikan lagu pujian dalam hatiku)
God is good all the time
(Allah itu baik, setiap saat setiap waktu)
Through the darkest night, his light will shine
(melewati malam yang gelap, cahayaNYA menerangi jalanku)
God is good, God is good all the time
(Allah itu baik, setiap saat setiap waktu)

(God bless you, full)