Saturday, September 12, 2009

5B. Kebebasan untuk Memilih

Kebebasan untuk memilih atau “Freedom to Choose” adalah gerbang terakhir pertahanan anda dalam mengelola respon anda, sehingga anda menjadi “bijak” dalam mengambil sebuah pilihan atas sebuah peristiwa atau kejadian, supaya nasib anda berubah dengan cara mendapatkan apa yang anda inginkan sesuai dengan keputusan respon anda.

Kebebasan untuk memilih adalah bagian hak setiap individu lepas dari golongan, suku bangsa atau apapun. Oleh karena itu, saya pun di dalam menjelaskan berbagai hal dalam buku ini sangat memegang teguh prinsip ini. Saya hanya menyarankan dan mengingatkan dan tidak memaksa atau pun merendahkan harga diri seseorang.
Setiap orang mempunyai tanggung jawabnya masing-masing di dalam menjalani kehidupan ini. Di hampir sebagian besar ilustrasi yang saya berikan ini berguna untuk sebagai bahan refleksi kita agar kita mampu keluar dari situasi yang menekan hidup anda saat ini ke sebuah situasi yang mampu kita ciptakan sebagai manusia berdasarkan prinsip-prinsip kesuksesan yang hakiki, hukum alam, dan berlaku universal.

Menurut definisi Stephen R. Covey perbedaan antara orang yang bersifat Reaktif dan Proaktif adalah ruang “Kebebasan untuk memilih” tersebut.

Orang-orang yang bersifat reaktif seperti pada proses berikut ini

Stimulus(rangsangan dari luar diri) – Respon

Itulah sebabnya mengapa anda saya sarankan untuk mengikuti teladan orang yang telah berhasil dalam bidang dan kategori tertentu? Karena sudah terbukti hasilnya. Sudah pakem, nggak usah pikir panjang. Percaya saja, lakukan dan lihat saja hasilnya, minimal hasilnya sudah teruji, sehingga anda tinggal mengulang tindakan yang sudah pakem itu menjadi kebiasaan baik anda.

Namun manusia ini adalah mahluk pintar yang ada dibumi ini yang mampu mengembangkan sistem yang lain, menduplikasikannya sesuai dengan nilai pandangannya masing-masing karena setiap individu itu mahluk yang unik dan mempunyai peran dan fungsinya masing-masing.

Menariknya hasil penelitian itu dapat dipelajari, didebatkan, ditambahkan atau dikurangi, atau bahkan tidak disetujui.


Sekarang kita akan membahas model proaktif yaitu sebagai berikut :

Stimulus – “Kebebasan untuk memilih” - Respon

Diantara stimulus dan respon, ternyata masih ada ruang kebebasan untuk memilih.

Ruang kebebasan memilih respon berdasarkan 4 hal anugerah yang diberikan Tuhan kepada kita yaitu Kesadaran Diri, Imajinasi, Hati Nurani dan Kehendak Bebas.

Kita tidak dapat membahas satu per satu rangkaian peristiwa yang membahas ke empat anugerah diatas tadi, namun saya akan memberikan sebuah peristiwa dibawah ini, bagaimana sesungguhnya kita dapat melatih ruang “Kebebasan untuk memilih” yang mempengaruhi respon seseorang dan respon lah yang akhirnya mempengaruhi tindakan.


Peristiwa : Anda melihat dari loteng rumah anda, tetangga sebelah rumah anda secara diam-diam meletakkan sebungkus tahi sapi di depan halaman rumah anda. Apakah kira-kira respon anda?

Respon anda dan perkiraan hasilnya:

• Jika dia bisa begitu, kenapa kita tidak bisa, maka kirim balik ke rumah tetangga sebelah, secara diam-diam pula. (kesadaran diri dan kehendak bebas)
• Jika didiamkan, ngelunjak nih jadinya di masa datang (imajinasi). Kurang ajar, belum tahu siapa gua dia, kalau nggak suka sama gua mending terus terang didepan deh, jangan nusuk dari belakang.
Mungkin anda langsung berteriak,”Woi, tunggu disitu ya. Apa maksud loh. Ngajak ribut yah? Pilih mana, tangan kiri ke rumah sakit, tangan kanan ke kuburan!
• Jika anda lapor ke RT, kemungkinan ada persepsi lain yang ditimbul. Menang-Kalah situasinya. Mungkin anda menang, dia kalah dua kali. Sudah ditegor pak RT, hati terluka lagi. Itikad baiknya kepada anda jadi tidak tercapai. (nurani)

Tahukah anda?

Pada saat anda naik pitam, maka muncul sebuah waktu “kegilaan” sejenak pada saat emosi anda melampaui pikiran sehat anda. Makanya ada istilah “yang waras mendingan ngalah deh” dan ini sangat tidak disarankan. Oleh karena itu anda disarankan menunda respon paling tidak “10 detik” sebelum mengambil respon yang mempengaruhi tindakan anda apalagi marah-marah nggak karuan.

Jika anda mempelajari situasinya dulu, kemudian bertanya baik-baik kepadanya apa motif tetangga meninggalkan “sebungkus tahi sapi” itu? Dan jawaban tetangga anda itu mungkin akan mengejutkan anda.
Tetangga anda ternyata bangun pagi-pagi sekali untuk pergi ke kandang sapi untuk menunggu sapi membuang hajatnya sambil menahan bau yang ada di kandang sapi demi persaudaraannya terhadap tetangga yaitu anda.
Ingat tetangga yang dekat merupakan saudara yang sangat berharga dibanding saudara kandung yang jauh, tetangga dapat membantu anda dalam waktu tertentu yang dibutuhkan dibandingkan dengan saudara kandung kita. Iya nggak?

Jadi tetangga anda rela menunggu sekian lama untuk menunggu waktu yang tepat sehingga mendapatkah sebungkus tahi sapi yang fresh itu untuk diberikan kepada anda sebagai tetangganya, secara diam-diam karena tidak mau mengganggu jam tidur anda, dan tahi sapi itu berguna sebagai pupuk atas tanah halaman anda yang kurang subur.

Tujuannya supaya lingkungan sekitar anda menjadi lebih hijau dan asri pemandangannya.

Sekali lagi, ketika ada sebuah peristiwa atau stimulus yang datang, anda dapat menahan diri anda sejenak (pause), berpikir selama kurang lebih 10 detik untuk memilih respon yang benar, supaya tindakan anda benar pula.

Salam Champion
Surya Rachmannuh