Saturday, September 12, 2009

7A. Harmoni dengan alam

Saya termasuk orang yang suka bekerja dan beribadah. Dan kita mengenal rahmat ALLah dari hukum-hukum alam yang hakiki. Pribadi yang Champion adalah pribadi yang mampu mengubah nasibnya lewat suatu kebijakan apa yang telah diberikan alam bagi kita lewat ilustrasi berikut ini.

Ora Et Labora


Konon, ada dua orang keluarga petani yang mempunyai lahan berjenjang di sebuah daerah perbukitan. Kedua keluarga itu termasuk keluarga-keluarga yang taat beribadah.

Satu keluarga petani yang kita sebut saja petani ”A”, setiap hari mengajak seluruh keluarganya beribadah, apalagi saat ini sedang musim paceklik. Mereka sekeluarga meminta datangnya hujan, bahkan ada sebagian dari mereka yang menambah jam ibadahnya sampai semalam-malaman.

Keluarga petani yang lain, sebut saja petani ”B” , setiap hari juga mengajak seluruh keluarganya beribadah. Dan setelah mereka beribadah, mereka mulai bekerja sesuai dengan peran dan fungsi tugas mereka masing-masing.

Para wanita dan anak-anak, melakukan kegiatan di dalam rumah dan pekarangan. Para laki-laki yang dipimpin oleh petani ”B” tersebut selalu terlibat diskusi dan revisi atas pencapaian prestasi masa lalu sebagai bahan evaluasi prestasi sekarang bahkan masa depan bila perlu.

Mereka sibuk membuat persediaan air dengan membuka sumur atau tempat penyediaan air yang baru, membuat sistem irigasi yang terpadu, dengan rencana yang matang sekali, sehingga ketika hujan benar-benar datang nanti dan sesuai dengan hukum alam, dimana air akan mengalir ke tempat yang lebih rendah dengan demikian tidak terlalu berjerih payah mengumpulkan air bila sudah datang hujan.

Oleh karena itu mereka sibuk bekerja keras siang dan malam untuk mencapai cita-cita mereka yaitu air yang cukup untuk mengairi sawah dan ladang mereka sampai masa panen tiba.

Suatu malam, hujan yang dinantikan sejak lama pun turun dengan lebatnya. Kedua keluarga petani itu terkejut sekaligus bersorak kegirangan.

Keluarga petani ”A” bagaikan pemadam kebakaran atau dalam keadaan ”kepepet”, dengan mengerahkan keseluruhan tenaga mereka, mereka mengikuti jejak air di daerah perbukitan tersebut yang memang menjadi area wilayahnya.

”Loh, kok tanggul yang disebelah sana jebol ya. Perasaan dulu baik-baik saja. Hayo anak-anak cepat bekerja. Jangan malas apalagi kalau ”nekat” melawan bapak. Perbaiki tanggul yang jebol itu. Cepat. Cepat.” teriak petani ”A”.

Belum lagi tanggul satu jebol, banyak sekali tanah longsor terjadi sehingga menimbun tempat-tempat persediaan air milik petani keluarga ”A” tersebut. Dan terjadilah kehebohan di sana, penuh dengan suara hiruk pikuk, kalang kabut, saling menyalahkan pun terjadi disana.

Petani A : Tolong tambal tanggul itu, dan kamu tolong jaga air itu, kamu cegat air itu semampumu. Hayo, hayo jangan malas. Mana cangkulmu, mana pangkurmu kita bekerja tak jemu-jemu. Cangkul, cangkul, cangkul yang dalam...

Dalam sekejab air mengalir begitu derasnya sehingga tidak dapat dibendung lagi. Hilang lenyap di tengah kesunyian malam itu.

Petani A : ”Air, air, air. Hilang sudah airku, rejekiku. Ya nasib, ya nasib mengapa begini. Baru pertama bercerita sudah menderita.... ”

Di lain pihak, petani ”B” juga mengerahkan seluruh potensi yang ada pada diri mereka. Setiap orang berjaga diposnya masing-masing sesuai dengan pembagian tugas, serta saling bahu membahu memperbaiki hal-hal yang diperlukan seiring dengan derasnya hujan malam itu.

Mereka terhindar dari tanah longsor, malah sumur-sumur baru yang mereka gali dengan susah payah kini sudah membawa hasil. Semua penuh dan terisi. Memang ada perbaikan kecil akibat beberapa tanah longsor yang menahan laju aliran sistim irigasi sawah mereka. Toh, hal itu dapat mereka selesaikan dengan baik karena adanya perencanaan yang matang sebelumnya.

Hasilnya dapat dipastikan.

Musim tanam itu, keluarga petani ”B” bersyukur senantiasa atas hujan yang telah turun. Petak-petak lahan padi, jagung, ketela, sayur mayur yang telah mereka rencanakan membuahkan hasil panen yang berlimpah sementara keluarga petani ”A” hanya menyisakan beberapa lahan yang nyaris kering saja dan hanya cukup untuk menyambung kehidupan mereka sehari-hari.

Keluarga petani ”A” tidak dapat mengucapkan kata syukur, bahkan diantara mereka ada yang cenderung mengatakan bahwa mereka merasa mendapatkan cobaan, merasa diperlakukan tidak adil, dan beberapa keluhan kecil lainnya.

Ini adalah sebuah keadilan dalam kehidupan. Sebuah prinsip yang bekerja sama dengan hukum alam lagi.



Apa moral cerita diatas menurut anda?

Hujan diberikan kepada semua orang, lepas dari apapun karakternya. Harta dan kekayaan adalah buah dari hasil kerja keras kita selama kita dibumi. Ibadah adalah modal kita untuk di sorga.

Bekerja dan beribadah adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Terlalu banyak beribadah tanpa bekerja, kita tidak dapat melihat hasil yang kita inginkan dalam berbagai aspek dalam kehidupan kita.

Sebaliknya bila anda terlalu banyak bekerja dan kekurangan waktu untuk beribadah, pengembangan diri sendiri dan keluarga dan hubungan sosial anda akan terganggu keseimbangannya.

Lucunya adalah ada orang-orang yang bekerja keras sedemikian rupa. Buka usaha jam 6 pagi, tutup jam 10 malam. Demi ”order” dan biar banyak ”cuan” (untung / laba) katanya.

Ada yang mencapai kekayaan tertinggi pada usia 50-an, namun pada usia 60-an pulang pergi ”check up” kesehatan di Singapura, perlahan-lahan bisa ludes juga harta kekayaannya.

Ada yang mencapai kekayaan dalam usia tertentu, namun tahun depannya kena ”Phian Sui” (stroke maksudnya), separuh badan tidak dapat digerakkan dan tergantung pada kursi roda. Yang lebih parah lagi adalah orang yang tidak pernah punya tujuan kemana mereka akan pergi didunia ini dan pada saat datang ajal menjemput....

Banyak orang tidak mau bangkit dari kegagalan alias gatot (gagal total) karena mereka menyalahkan orang lain, mengulangi kesalahan yang sama, berharap tidak akan pernah gagal lagi, memperkirakan akan terus gagal, menerima nasehat mentah-mentah, dibatasi oleh kekeliruan di masa lalu, berpikir aku memang pecundang dan akhirnya menyerah.

Sebaliknya bila kegagalan di maknai peristiwanya dan diubah menjadi jembatan baru menuju sukses dengan mengambil tanggung jawab, belajar dari setiap kesalahan, mengetahui bahwa kegagalan itu adalah bagian dari kemajuan, memelihara sikap yang positif, mencari kreativitas dan inovasi baru, mengambil tantangan-tantangan baru dan ulet pada apa yang telah direncanakan semula harus tercapai sesuai dengan yang ditetapkan sebelumnya.

Ingat! Andalah yang memutuskan apa yang ingin anda lakukan dalam hidup ini. Bila hidup adalah masalah pilihan, pilihlah dengan bijaksana.

Salam Champion
Surya Rachmannuh