Tuesday, September 29, 2009

Hati yang mau melayani

Sebuah kunci sukses yang sering saya bagikan dalam pelatihan saya adalah keinginan hati kita yang ingin melayani. Bagi sebagian orang yang belum mengenal arti pelayanan sesungguhnya mungkin memandang hal ini secara tidak lengkap seperti merasa cape, apa perlunya melayani pelanggan atau orang lain, bagus banget, emangnya gua pelayan apa, dan masih banyak lagi komentar lainnya.

Memang ini membutuhkan sebuah kebesaran jiwa dan arti yang mendalam bagi seseorang yang ingin benar-benar membuat sebuah komunitas orang-orang sukses dan terpelajar, karena hanya dengan melayani dengan sepenuh hatilah kita dapat menunjukkan kepada orang lain sebuah bentuk kepedulian yang dapat dilihat dalam kehidupan kita sehari-hari.

Melayani dalam kehidupan sehari-hari sangat penting karena manusia juga berubah dari hari ke sehari, apakah menjadi lebih bijak atau kurang kadar kebijakannya apalagi terbawa emosi. Emosi menurut saya adalah pengambil sumber daya kreativitas terbesar dalam pikiran kita. Kita marah namun tidak berdaya dan akhirnya kita jadi bersungut-sungut dan akhirnya tidak melakukan apapun dan tahukah anda, anda sedang menciptakan sebuah kebiasaan penolakan kecil dan akhirnya mencari ciri khas dan apalagi anda dalam sebuah komunitas yang paling cepat men”cap” atau melabel pribadi tertentu dengan kata lainnya adalah sebuah PERSEPSI.

PERSEPSI ini adalah pembunuh karakter dan kepribadian yang paling cepat. Pernahkah anda memutuskan untuk tidak berteman atau sudah tidak mau mendekati dia kecuali “kepepet” hanya karena persepsi publik atau orang yang anda mintai keterangan sedang tidak selaras dengan orang yang dibicarakan? Saya pikir pernah.

Itulah mengapa melayani harus terlihat dalam kehidupan kita sehari-hari bila perlu menjadi gaya hidup kita dan menciptakan "Positif Image" dalam diri anda. Ini memang tidak mudah karena anda harus melakukan “extra mile” atau bekerja lebih dibandingkan orang lain, apalagi kita memang pernah mempunyai perilaku yang tidak menyenangkan dan ditangkap tidak simpatis bagi orang lain, sudah pasti kita harus melakukan “double mile” bila perlu. Karena sangat mudah orang mengatakan sesuatu hal yang negative tentang orang lain dibandingkan pada hal-hal yang positif.

Ada istilah yang mengatakan dan silakan anda teliti sendiri kebenarannya sebagai berikut :“Susah lihat orang lain senang, dan senang lihat orang lain susah.”

Nah, persepsi ini sudah mengakar dalam kehidupan kita yang penuh dengan kompetisi ini, terutama untuk para laki-laki. Sebagai contoh, pertandingan persahabatan hanya untuk para wanita saja, para pria mungkin secara jantan mengakui kebolehan tim lain dalam sebuah olahraga misalnya, namun dalam hati, kita para pria sering berkata dalam hati, “Suatu hari nanti aku akan mengalahkanmu, jadi tunggu hari pembalasannya.”

Sekarang, lepas dari jenis kelamin dan pernyataan “Susah lihat orang lain senang dan senang lihat orang lain susah”, mari kita mempunyai persepsi yang baru yaitu “Kebahagiaan anda adalah sebuah kebanggaan bagi kami” sehingga kita diajak dalam sebuah persepsi baru bahwa sebuah tindakan membantu orang lain atau melayani seseorang adalah sebuah kebanggaan bagi kita, sebuah kehormatan bagi kita. Kita sedang menabur benih-benih kebaikan di dalam hidup kita sehari-hari tidak hanya pada atasan kita, pelanggan kita atau segala sesuatu yang menguntungkan kita saja (WIIFM) melainkan sebuah pancaran hati yang tulus ingin membantu orang lain karena yakinlah bahwa ketika anda menabur benih kebaikan kepada seseorang maka kita akan memanen buah hasil kebaikan kita kelak, apalagi didorong oleh sebuah motivasi luhur bahwa melayani adalah bagian dari hidup kita sehari-hari.

Bila pun ada yang bertanya kepada anda, mengapa anda harus melayani satu sama lain dengan baik, maka hanya satu kata motivasi yang sederhana dan memikat untuk anda yaitu “Mengapa burung berkicau?”.
Salam Champion

*) Surya Rachmannuh lahir di Jakarta 1970, lulusan S1 dari Bunda Mulia dan S2 dari Jakarta Institute of Management Studies, Certified ISO Lead Auditor dari SGS, Certified Webmaster dan Problem Solving & Decision Making. Aktif di PT. Kalbe Farma, tbk sebagai “Training Specialist”. Hasil tulisan Alumnus Writer Schoolen “Menulis Buku Best-Seller batch XI” ini dapat dilihat di www.webiddesign.com dan www.pembelajar.com

Saturday, September 12, 2009

Champion Revisited

Jadi anda sudah menelusuri pemikiran dasar tentang Champion, yaitu Cantik Karakternya, Harmoni, Andal(dapat dipercaya), Mandiri atau matang, Prestasi, Inisiatif, Orisinil dan Natural.

Ini bisa jadi menjadi delapan bagian namun satunya, karena walaupun diurutkan pastilah tidak sempurna, demikian juga hidup kita. Kita wajib merangkainya menjadi kesatuan yang indah, utuh dan tidak ,terbagi. Antara pikiran, ucapan dan tindakan pun terkadang kita tidak mudah menyelaraskannya, saya pun masih dalam tahap pengembangan dewasa dari hari ke sehari.

Kalau anda bertanya kepada saya mengapa saya menuliskan hal ini, saya pun mengatakan kepada anda dengan sebuah pertanyaan, mengapa burung berkicau?

Dan itu adalah motivasi untuk mengakhiri sesi "Menjadi Pribadi Champion", dengan harapan para pembaca pun dapat memberikan sumbagan saran, pesan apa pun untuk memperbaiki mutu tulisan saya.

Terima kasih atas perhatiannya.

Salam Champion
Surya Rachmannuh

8D. Komitmen

Wah, kalau yang ini tidak mudah nih menjelaskannya. Kalau begitu saya menjelaskannya lewat sebuah ilustrasi berikut ini :

Pagi hari ini saya makan nasi goreng dengan lauk telur dadar dan empal daging sapi. Telur dadar ini disebut emansipasi atau terlibat saja, karena sang ayam masih hidup di kandang dengan bebasnya sedangkan empal daging sapi inilah yang kita sebut komitmen.

Mengapa?

Karena proses bagaimana empal daging sapi tadi bisa singgah di piring saya. Itu melewati banyak sekali proses. Sang sapi harus merelakan diri dipotong di pejagalan sapi, kemudian dibawa ke pasar, dipotong-potong lagi menjadi kiloan, sesampainya dirumah, digeprak lagi dagingnya supaya menjadi pipih, diberikan bumbu, kemudian digoreng dalam minyak wajan yang panas, ditiriskan, didiamkan sejenak supaya menjadi dingin, kemudian diberikan bawang goreng sebagai tambahan aroma, dipamerkan di warung makan, dibeli oleh mbok narti, asisten saya, dibungkus dan terakhir disajikan sebagai makan pagi saya.

Komitmen adalah sebuah bentuk sikap para Champion yang terpuji yaitu dengan menepati apa yang telah dijanjikan, sehingga mau tidak mau harus dilaksanakan apapun resikonya karena ini menyangkut kredibilitas diri kita dimata orang yang menerima komitmen kita.

Perhatikan lagi :

Karakter - Komitmen - Hasil Champion


Jadi

• Layak dipercaya akan berbuah kepercayaan, suatu saat bisa jadi pengusaha atau dipercaya buka usaha oleh pengusaha atau bekerja pada pengusaha dengan hasil yang diinginkan (Outcome)

• Menghargai orang, maka anda akan mempunyai banyak teman dikelilingi oleh orang-orang yang Champion juga (Networking)

• Tanggung jawab, maka anda fokus untuk menyelesaikan suatu tugas sampai tuntas dan tidak menyalahkan orang lain di dalam kehidupan anda. Anda bertanggung jawab 100% dalam kehidupan anda. (It’s My Life)

• Keadilan, maka sebisa mungkin memberikan kepada orang, atas prestasi yang memang menjadi bagiannya a (Performance)

• Kepedulian, maka anda bisa peduli pada keadaan orang lain, merangkul mereka dan mengangkat harga diri mereka supaya dapat berdiri sejajar dengan kita dan bersama mencapai cita-cita kita bersama. (We are the Champions)

• Jujur, bahwa anda itu tulus dapat berani berkata apa adanya (Just to be You)

• Keberanian, anda dapat mengubah nasib dengan membuat misi dalam hidup ini (Mission Statements)

• Ulet, anda teguh mempertahankan kegagalan demi kegagalan untuk mencapai keberhasilan anda. Prestasi demi prestasi terbaik dalam hidup. (Persistent)

• Integritas, setiap perkataan yang anda lakukan telah anda perhitungkan dan dapat dilaksanakan (Walk the Talk)

• Jadi warganegara yang baik, menjadi seorang Champion yang membela tegakya integritas dan integrasi bangsa Indonesia dengan semangat kebangsaan yang luhur.

Dan inilah komitmen seorang pribadi yang Champion dan untuk membentuk komunitas yang Champion juga.


We are the champions, my friends
We keep on fighting to the end

We are the champions, we are the champions
No time for loser
Coz we are the champions
Of the world.

Salam Champion
Surya Rachmannuh

8C. Karakter Champion

Karakter adalah hasil dari kebiasaan anda. Karakter ada yang cantik dan yang buruk tergantung dari pikiran yang masuk, tingkah laku dan kebiasaan yang dia kembangkan.

Bila anda sering membantu orang maka anda akan menuai kepercayaan orang, dan akibat kepercayaan itu lah anda dapat diberikan modal usaha atau direferensikan orang itu kepada sahabatnya yang lain atau rekan bisnisnya sehingga anda mendapat dua keuntungan sekaligus.

Banyak teman kan banyak rejeki, ya nggak? Apalagi kalau beli buku ini dan mereferensikannya kepada orang lain yang membutuhkannya. Maka dalam sekejab nasib saya langsung berubah. Dari sekedar ingin mendapatkan sampingan malah menjadi profesi utama.

Pribadi Champion mencakup karakter yang cantik-cantik saja, dan mungkin dapat anda cari hubungannya sendiri lewat definisi, cerita, ilustrasi atau pandangan yang ada di dalam buku ini yaitu

• Andal atau layak dipercaya
• Menghargai orang
• Tanggung jawab
• Keadilan
• Kepedulian
• Jujur
• Keberanian
• Ulet atau pantang menyerah
• Integritas
• Jadi warganegara yang baik

Salam Champion
Surya Rachmannuh

8B. Kebiasaan

Kebiasaan adalah gabungan dari ketiga hal yang membentuk para pribadi Champion yaitu orang yang Tahu, Bisa, dan Mau. Ada yang berpendapat bahwa tahu akan suatu hal menyumbang kira-kira 10% saja dari keberhasilan seseorang, 5% saja dari kemampuan (karena sudah bisa) sedangkan 85% berasal dari kemauan orang itu.

Tahu atau pengetahuan didapat dari berbagai informasi dari Koran, radio, televisi, internet dan media lainnya.

Orang yang tahu belum tentu bisa. Seseorang yang tahu dengan hebat teori bagaimana mengayuh sepeda dengan baik, belum tentu naik sepeda sebelum melewati proses

“Bisa karena biasa”.

Nah untuk mendorong orang supaya bisa naik sepeda tinggal satu faktor lagi yaitu apakah orang tersebut punya minat untuk naik sepeda, apa manfaatnya bagi dia yaitu faktor kemauan.

Pepatah mengatakan :

Dimana ada kemauan disitu ada jalan. Orang yang ulet akan berhasil.

Itulah mengapa sekarang banyak bermunculan motivator-motivator baru di Indonesia, karena semakin kurang kemauan seseorang atau tim untuk melakukan sesuatu hal yang telah ditetapkan sebelumnya, semakin orang itu butuh dimotivasi dengan harapan mereka akan berprestasi dan meningkatkan kinerja departemen.

Namun menurut saya bila mereka belum mendapatkan motif mereka bekerja maka motivasi itu akan seumur jagung saja, karena mereka dipengaruhi oleh motivasi luar dari motivator bukan dari motivasi dalam diri yang kita sudah kita bahas pada bab-bab sebelumya, namun saya akan membahasnya lebih mendalam sekarang.


Motivasi dari luar diri (What’s In It For Me)

Dulu saya waktu masih kecil, ketika sudah tahu dan bisa naik sepeda. Tiba-tiba ibu saya meminta saya untuk berbelanja barang kebutuhan di pasar, namun saya menolaknya karena tidak mau, lagi asik main gitu.

Lalu ibu saya memotivasi dengan sebuah perkataan, “Kalau sisa uang kembaliannya buat kamu, kamu mau berbelanja untuk mama?” Mau, mau, kata saya.

Saya masih berada dalam posisi memenuhi kebutuhan dasar saya, saya bertindak karena ada imbalannya berupa uang. Ini adalah tingkat terendah dari diagram Maslow.


Motivasi dari dalam diri (Meaning in life)

Bila saya melakukan itu dengan tujuan sebagai aktualisasi diri sebagai hasil yang diinginkan (outcome) bagi pengembangan diri saya tanpa melihat uang yang dihasilkan dari aktivitas profesi dan karir saya. Uang sudah bukan lagi menjadi penggerak utama lagi. Ini sudah mencapai tahapan aktualisasi diri.

Ini adalah tingkat tertinggi dari diagram Maslow.

Motivasi Champion

Para Champion melakukan kedua-keduanya, mereka melakukan dulu motivasi yang tertinggi seperti pada ilustrasi “Cara menanam benih kurma di padang pasir” kita harus bertumbuh dulu kebawah atau membentuk karakter-karakter yang cantik, yang mampu memilih respon tanpa tekanan atau paksaan dari luar melainkan secara sadar melakukan itu sesuai dengan sistem nilai dan misi yang telah dinyatakan, mendapat kepercayaan orang dulu (andal), mampu melakukan negosiasi agar tercipta hubungan “Menang-Menang” agar terjalin hubungan yang harmoni, sampai tiba waktunya “batu beban” itu terdorong, maka kita akan tumbuh dan berkembang dengan sangat kuat.

Walaupun datang badai kehidupan kita tetap teguh karena karakter kita sudah kuat untuk menghadapi segala rintangan yang ada di depan kita, saat itulah baru kita dapat mendapatkan hasil yang diinginkan (outcome) terwujud. Impian berubah menjadi kenyataan. Ada perbaikan nasib yang terus menerus semakin baik.

Cobalah untuk :
• Menemukan sesuatu yang positif dalam segala hal
• Temukan seseorang yang positif dalam situasi apapun
• Katakan sesuatu positif dalam setiap percakapan
• Hapus kata-kata negatif dari kosakata anda

Mampukan diri anda dulu, rejeki datang kemudian.

Salam Champion
Surya Rachmannuh

8A. Rumus Sukses Champion

Saya mendefinsikan sendiri rumus sukses Champion sebagai berikut :

Input (Masukan)- Proses(Process) - Output (Keluaran)
Pikiran Champion - Memilih Respon - Tindakan
Tindakan - Pengulangan - Kebiasaan
Kebiasaan - Pengulangan - Karakter
Karakter - Komitmen - Hasil Champion

Artinya Pikiran Champion mengaktifkan sebuah Tindakan Champion, satu Tindakan Champion akan menimbulkan motivasi yang Champion sehingga menimbulkan keinginan untuk mengulangnya kembali sampai membentuk sebuah kebiasaan Champion, kebiasaan Champion yang diulang akan berubah menjadi Karakter Champion dan akhirnya karakter Champion inilah yang akan mengubah nasib seseorang menjadi pribadi Champion yang sempurna.

7D. Proses Transformasi

Proses transformasi adalah kita menukar peran pencela batin yang sebenarnya sekaligus pelatih batin kita juga. Jadi kita manfaatkan dulu kritik yang membangunnya, kemudian kita gali apa rasa ketakutan dalam bentuk sebuah permintaannya sebagai bentuk cintanya kepada kita. PB adalah singkatan dari pencela batin / pelatih batin yang sedang berbicara dalam diri saya (Surya) kita yang telah saya adopsi dari buku “The Success Principles” karya Jack Canfield sebagai berikut

PB : Kamu ini bagaimana sih. Kamu memasukkan terlalu banyak informasi dalam pelatihan tadi. Penjelasanmu terlalu cepat, dan kamu tergesa-gesa di bagian akhir. Tidak mungkin orang bisa mencerna semua informasi itu. Setelah bertahun-tahun menjadi “Trainer”, kamu seharusnya lebih tahu.

Surya : Oh ya. Aku tidak akan mendengarkanmu mencelaku. Saya sudah melakukan survei sebelumnya dengan pihak pelanggan sebelum saya melakukan presentasi, tentang visi dan misi, apa yang mereka inginkan dari pelatihan ini. Aku tidak tertarik pada penilaianmu, hanya pada gagasanmu tentang “cara” membuatnya lebih baik lain kali.

PB : Baiklah. Lain kali dua atau tiga pokok bahasan saja sebagai tambahan dan kalau bisa diberikan lewat contoh, ilustrasi, humor serta lebih banyak latihan antar pribadi supaya orang-orang bisa benar-benar mengerti tujuan materinya. Kamu tidak bisa mengajari orang-orang itu seharian penuh dengan pengalamanmu yang telah bertahun-tahun bukan. Masukan air ke botol dari ember kan harus sendok per sendok. Kalau langsung diguyur kan hasilnya tidak maksimal.

Surya : Kamu benar. Ada lagi?

PB : Ya. Pastikan kamu menyertakan lebih banyak “games” di sekitar jam 3 sore, biasanya itu waktu mereka pulang kan. Sedangkan materi pelajaran kamu selesai jam 5 sore. Ini tidak biasa dari pulang jam kerja mereka sehari-hari.

Surya : Baiklah. Ada lagi?

PB : Ya. Menurutku akan lebih baik jika anda putarkan sebuah lagu “It’s My life” misalnya sebagai pemacu motivasi juga sebagai pengingat bila lagu sudah selesai itulah awal dimulainya satu sesi. Bila ada yang terlambat, berikan hukuman ringan untuk sebagai pelajaran disiplin. Jadi kamu nggak perlu teriak-teriak lagi kan.

Surya : Saran bagus. Ada lagi?

PB : Ya pastikan kamu memasukkan beberapa gerakan agar semua orang dapat mengingat tidak hanya lewat “slide presentation” melainkan dalam bentuk gerakan supaya mereka dapat mempraktekkannya kembali di rumah, seperti gerakan “CONIM” yang selalu kamu ajarkan pada sesi pelatihan kamu.

Surya : Benar juga. Ada lagi?

PB : Namun pastikan bagi peserta ibu hamil dapat dibebaskan dari gerakan itu, apalagi yang telah hamil tua. Kalau “brojol” di tempat pelatihan kan repot, walaupun tinggal pindah ruangan doang sih.

Surya : Iya ya. Sudah selesai?

PB : Ya, iyalah.

Surya : Baiklah, saya sudah mencatat semuanya. Saya akan memperbaikinya dalam pelatihan-pelatihan saya. Terima kasih.

PB : Sami-sami.

Seperti yang anda lihat dalam contoh diatas, ada banyak hal yang dilihat pelatih batin anda tentang cara memperbaiki prestasi anda dalam situasi yang akan datang.

Masalahnya – sampai sekarang informasi itu telah disampaikan sebagai penilaian.

Begitu anda mengganti percakapan itu ke pembahasan yang tidak emosional tentang peluang perbaikan, maka pengalaman itu berubah dari negatif menjadi positif.

Dan inilah saran yang berharga. Karena penelitian tentang ingatan memberitahu kita bahwa sebuah gagasan baru hanya bertahan sekitar 40 detik dalam ingatan jangka pendek dan kemudian hilang. Anda perlu mencatat semua gagasan ini dan memasukkannya ke dalam arsip yang akan anda kaji ulang sebelum penampilan anda yang berikutnya. Jika tidak, anda bisa kehilangan manfaat umpan balik yang berharga itu.

Salam Champion
Surya Rachmannuh

7C. Harmoni dengan suara batin anda

Pernahkah anda begitu kurang puas dengan hasil kerja anda?

Saya sering kali. Ketika menulis beberapa kata dalam kalimat ini saja, banyak sekali kata-kata celaan yang bertentangan dengan kemauan kita yang patuh.

Contoh : Kurang kutip dua tuh, kok eloe narsis banget sih, ceritain diri saja kok repot dan menunjukkan 25 pencapaian segala, sombong banget luh, apa saja sehingga terkadang saya pun sedang memanfaatkan momentum untuk menulis, dan seterusnya.


Prinsip perdamaian dengan suara pencela batin anda sama bagaimana anda menyikapi masa lalu anda yang kelam, yaitu dengan cara merangkulnya.

Masa lalu kita agar jangan menghalangi beban kita, demikian juga suara pencela batin anda. Ubahlah pencela batin anda menjadi pelatih batin anda, dengan cara mengubah kata-kata yang cenderung negatif diubah menjadi kata-kata positif yang membangkitkan semangat Champion anda.

Otak kita bekerja dengan cara yang menakjubkan. Kebiasaan yang sudah ada tidak dapat dhilangkan, jadi kebiasaan itu perlu diganti saja dengan mengubah kata-kata negatif dengan kata-kata positif saja.

Biasanya pertentangan ini muncul ketika anda bersifat ”perfectionist” atau ada nilai yang dilanggar seperti ”menyontek” atau ”memberikan contekan” misalnya. Ini saya pernah saya alami dulu dan bisa membuat saya tidak bisa tidur semalaman.

Saya memberikan sebuah pengalaman dengan ”pencela” dan ”pelatih” batin saya dengan dialog sebagai berikut :

Memberikan Contekan


Pencela : Tadi kamu ngasih nyontek ya.

Surya : Iya, abis bagaimana ya. Saya kan nggak enak sama teman.

Pencela : Dasar kamu pengecut, takut ditingalin teman ya. Justru itu akan menjerumuskannya. Nanti kalau ketahuan, tanggung sendiri akibatnya.

Surya : Iya, tapi saya kan butuh teman. Karena...

Pencela : Dasar.....

Pelatih : Sudah, sudah. Pencela, saya yang ambil alih sekarang.
(dan pencela batin pun bertukar peran dengan pelatih batin)

Pelatih : Surya, apakah kamu pikir memberikan contekan adalah hal yang baik?

Surya : Tidak, tapi saya sepertinya tidak punya pilihan

Pelatih : Surya, selalu ada pilihan. Mengapa anda tidak mengajak belajar bersama sehingga kamu bisa memberikan ilmu kamu tanpa merasa bersalah dan orang lain pun merasakan manfaatnya?

Surya : Iya, benar juga ya. Nggak terpikir tuh, pelatih.

Pelatih : Ok. Kita sekarang kita sudah sepakat. Besok katakan ke teman kamu bahwa kamu tidak bisa memberikan contekan lagi, karena kamupun butuh waktu untuk konsentrasi namun kamu bersedia untuk memberikan tips and trick bagaimana menghadapi ujian dengan baik. Setuju?

Surya : Setuju. Itu ide yang bagus. Sangat Champion sekali.

Pelatih : Oke. Sekarang kamu tidur, sudah malam. Selamat malam, Surya.

Surya : Selamat malam pelatih. Terima kasih atas nasehatnya.

Dalam contoh ini, Surya dalam status yang salah karena tidak sesuai dengan nilai pribadi yaitu dengan memberikan contekan. Apakah anda berpikir si Pencela Batin ini berhenti ketika anda sudah melakukan hal yang benar menurut Nilai pribadi Champion anda.

Tenyata tidak. Si pencela tetaplah si pencela merupakan bagian diri kita yang tidak terpisahkan, yang saya coba berikan lewat ilustrasi berikut ini :


Hanya Saya Yang Tahu


Setelah memberikan satu sesi pelatihan maka Surya pun kembali ke hotel. Selesai masuk ke ruang kamar dan duduk di tempat tidunya. Terdengarlah sebuah suara di benak saya.

Pencela : Presentasi tadi itu buruk tahu.

Surya : Oh ya?

Pencela : Iya. Pada bagian cara bertelepon yang baik. Kamu kurang melakukan prakteknya tahu.

Surya : Maklum saja. Saya kan sampling, lagian pesertanya lebih dari 30 orang sih.

Pencela : Dari awalnya persiapan dong, mengapa menerima peserta lebih dari standar.

Surya : Bagaimana ya, mereka kan sedang mengejar ketinggalan agar semua karyawannya dapat pelatihan ”Service Excellence”.

Pencela : Emangnya gua pikirin. Itukan urusannya mereka.

Surya : Jangan gitu dong. Kita kan punya mimpi untuk membantu orang....

Pencela : Sok bantu loh. Bantu dulu diri sendiri, standar loe, prestasi loe.

Surya : Kita kan harus mempraktekkan dulu ke diri sendiri, supaya orang lain percaya. Apalagi topiknya kan ”Service Excellence”, kita kan harus kasih contoh...

Pencela : Oh yeah?

Dan seterusnya.


Untuk mengubah pencela batin anda menjadi pelatih batin anda, anda harus memahami sebuah prinsip inti bahwa yang mendasari kritik diri dan penilaian diri dimotivasi oleh cinta.

Sebagian diri anda sedang mencoba memotivasi bagian diri anda yang lain untuk melakukan sesuatu yang baik bagi kebaikan anda sendiri.

Seperti halnya orang tua anda, pencela batin anda sebenarnya memikirkan kebaikan anda dengan cara mencela anda. Pencela batin anda ingin anda jadi lebih baik supaya anda mendapat manfaat perilaku yang lebih baik. Masalahnya, pencela batin anda hanya memberitahu anda separuh kebenaran.

Ketika anda masih kecil, orang tua anda mungkin memarahi anda dan menghukum anda tidak boleh keluar dari kamar setelah anda melakukan sesuatu yang bodoh seperti lari ke jalan raya tanpa melihat situasi menengok ke kiri dan ke kanan.


Hampir Pindah Alam

Saya ingat kejadian masa kecil saya ketika saya berusia kurang lebih delapan tahun ketika saya masih tinggal di Gg, Ikan di daerah Tambora. Saya berlari kebut-kebutan dengan cari main motor-motoran.

Brem, brem. Breeeeeeeeem dan saya lari sekencang-kencangnya keluar dari gang saya dan menyeberang ke warungnya “Wak Aji” untuk membeli mainan. Pas setengah jalan dalam menyebrangi jalan raya, hanya selisih satu detik saja, saya baru sadar bahwa saya baru saja mendahului sebuah pengendar vespa yang dikendarai seseorang yang sempat oleng juga jalannya dan seraya berkata, “Weeeei, mau mampus loe?”.

Waktu itu saya pucat, dan setelah saya sadari saat itu bila bukan karena pertolongan ALLAH, satu detik saja saya terlambat, maka saya segera kembali kepangkuanNya dengan segera. Karena itu sekarang saya bersyukur atas setiap tarikan napas yang telah diberikanNya kepada saya.


Kembali ke bahasan kita, sebenarnya yang orang tua kita ingin katakan adalah “Kami menyayangimu” tapi tidak pernah kesampaian. Ketika kita diberikan nasehat kepada ibu dan sepertinya kita menolak nasehat bahkan teguran, orang sering berkomentar bahwa orang tua kita itu sebenarnya saya kepada kita, hanya cara yang mereka pilih adalah lewat teguran atau larangan.

Jika kita salah mengambil respon, kita cenderung melawan dan orang tua kita juga semakin marah dan bila sampai puncaknya kita dengan jengkel meninggalkan mereka, dan mereka menerima perlakuan kita sebagai anaknya dengan hati yang sedih. Begitulah kita dulu sering lakukan ketika kita masih kecil.

Sebenarnya orang tua terutama ibu kita ingin mengatakan kami tidak ingin kamu tertabrak motor atau mobil atau kami ingin kamu ada dekat kami supaya kami bisa melihatmu tumbuh besar menjadi orang dewasa yang bahagia dan sehat dan sebagainya.

Atau larangan untuk naik ke loteng rumah, main layangan, main gangsing, dampu. Itu larangan kembali dalam kebenaran yang sepotong. Maksud sesungguhnya adalah kami menyayangimu nak, kalau kamu jatuh kan harus ke dokter, bila memecahkan kaca jendela tetangga kan tidak enak dan ibu tidak punya uang banyak, itulah cinta yang tidak terungkapkan oleh banyak orang tua diatas kita apakah itu ayah, ibu, paman, bibi, kakek dan nenek anda.

Namun mereka hanya menyampaikan separuh pesan itu dan dibalik kemarahan itu masih ada tiga lagi pesan yang tidak pernah tersampaikan yaitu rasa takut, permintaan khusus dan rasa cinta.

Sebuah pesan cinta akan lengkap bila terlihat seperti ini :

Kemarahan : Kami marah kepadamu karena kamu berlari ke jalanan tanpa melihat ke kiri dan kekanan.

Ketakutan : Kami khawatir kamu akan terluka parah apalagi kalau langsung pindah alam.

Permintaan : Kami ingin kamu lebih hati-hati ketika sedang bermain dekat jalanan. Berhenti dulu sejenak (pause), lalu lihat ke kiri dan kanan melihat situasi kendaraan, kemudian berjalanlah dengan hati-hati sampai keseberang.

Cinta : Kami sangat menyayangimu. Kamu anak laki-laki ibu satu-satunya nak. Kamu sangat berharga bagi kami. Kami ingin kamu aman dan sehat. Kamu berhak mengalami banyak saat menyenangkan dan tetap aman supaya kamu bisa selalu menikmati kehidupan yang maksimal. Masa depan kamu masih panjang. Kamu ngerti, nak?

Nah sekarang ungkapan cintanya baru lengkap.

7B. Harmoni dengan Sesama

Uang bukanlah segala-galanya, namun segala-galanya butuh uang. Memangnya naik taksi, bajaj dan angkutan lainnya pakai daun? Ya tidak lah yah.

Karena ukuran kebahagiaan dan sukses antara satu orang dengan orang yang lain itu sangat berbeda tergantung dari cara pandang, persepsi atau keyakinan dia yang mempengaruhi tindakannya. Dan buahnya adalah berupa kesuksesan dan keuangan yang menjadi tolok ukur tingkat kebutuhan manusia selagi ada dibumi ini.

Oleh karena itu, saya selalu juga mengajarkan untuk mengukur sukses atas keuangan dan kesuksesan lewat pendekatan yang biasa lewat ajaran pakar psikologi Abraham Maslow yang mengenalkan teori ini .


Lima Tingkat Kebutuhan Manusia

1. Survival atau bertahan hidup. Kebutuhan mendesak manusia berupa pangan, sandang dan papan. Orang yang kepepet atau dipepet terus oleh situasi dan kondisi tertentu bisa tiba-tiba nekat bila tidak terpenuhi kebutuhan ini.
2. Safety atau keamanan. Dimana orang sudah terpenuhi dan memasang tembok keamanan di sekitarnya, menyewa jasa keamanan karena sesuai dengan tingkat ekonominya yang semakin mapan.
3. Social atau sosial. Dimana orang sudah mulai sudah berbagi dari kelebihannya dan mulai dikenal keberadaannya ditengah masyarakat.
4. Self Esteem atau harga diri. Dimana harga diri sangat berharga sekali. Dia dihormati dan disanjung orang sebagai orang yang dermawan, senang membantu dan sebagainya
5. Self Actualization atau aktualisasi diri. Dimana orang mulai mengaktualisasikan dirinya. Ketika meraka sudah mencapai apa yang mereka cita-citakan. The sky is the limit. Sudah memiliki segalanya. Pengembangan pribadi, keluarga, karir dan social masyarakat bahkan ada yang rela meninggalkan segala kepemilikannya dan kembali ke area spiritual yaitu dengan lebih mendekatkan diri kepada ALLAH.

Mengambil hikmat dari ilustrasi “Ora Et Labora”, keluarga petani “B” dapat membantu keluarga petani “A” bukan sebaliknya merendahkan apalagi menjadi petani “A” menjadi buruh garapannya. Sebagai pribadi yang Champion memang benar kita harus menjadi percaya diri, namun tidak menjadi sombong dan harus dapat menilai keseluruhan diri seseorang apa adanya.

Batasannya adalah ketika kita berbicara kepada orang lain, apakah orang lain mendapatkan motivasi atau inspirasi sehingga mereka juga bertindak kembali ke jalan kehidupannya masing-masing.

• Kita memcetak prestasi tidak dengan maksud agar dapat merendahkan orang lain, melainkan mengangkat harga diri dan membantu orang keluar dari kesulitannya

• Kita memberikan rasa aman ketika orang berkomunikasi kita dengan cara yang asertif, tidak dengan memberikan ancaman atau paksaan.

• Kita saling membutuhkan hubungan sosial, situasi yang saling menguntungkan (Win win Solution), tidak hanya sekedar memanfaatkan situasi saja

• Kita saling menghargai sebagai kebutuhan dasar manusia atas pengakuan diri dari orang lain bukan dengan cara menjatuhkan harga dirinya, apalagi dihadapan orang lain

• Kita membantu orang lain mendapatkan aktualisasi dirinya, untuk apa tujuan hidupnya ada dibumi dan bila mungkin saling bergandengan tangan bersama menuju masa depan yang lebih baik.

We are the Champions, my fren.

Bahkan dengan pesaing pun kita harus melakukan hal yang sama, tentu saja dari segi hubungan bukan dari segi bisnis. Pesaing kita bukanlah musuh yang sesungguhnya.

Mereka malah memperbesar industri kebutuhan kita dan menambah pangsa pasar kita asal jangan saling menjatuhkan dan perang harga. Karena strategi perang harga bukan strategi yang baik sebenarnya, karena siklus bisnis juga memerlukan situasi saling menguntungkan bukan sebaliknya saling merugikan.

Musuh kita sesungguhnya adalah kemiskinan, perlakuan tidak adil, intimidasi dan kerusakan moral yang tidak saja mematikan potensi seorang, lebih lagi memudarkan tujuan sesesorang menjadi manusia yang seutuhnya.

Salam Champion
Surya Rachmannuh

7A. Harmoni dengan alam

Saya termasuk orang yang suka bekerja dan beribadah. Dan kita mengenal rahmat ALLah dari hukum-hukum alam yang hakiki. Pribadi yang Champion adalah pribadi yang mampu mengubah nasibnya lewat suatu kebijakan apa yang telah diberikan alam bagi kita lewat ilustrasi berikut ini.

Ora Et Labora


Konon, ada dua orang keluarga petani yang mempunyai lahan berjenjang di sebuah daerah perbukitan. Kedua keluarga itu termasuk keluarga-keluarga yang taat beribadah.

Satu keluarga petani yang kita sebut saja petani ”A”, setiap hari mengajak seluruh keluarganya beribadah, apalagi saat ini sedang musim paceklik. Mereka sekeluarga meminta datangnya hujan, bahkan ada sebagian dari mereka yang menambah jam ibadahnya sampai semalam-malaman.

Keluarga petani yang lain, sebut saja petani ”B” , setiap hari juga mengajak seluruh keluarganya beribadah. Dan setelah mereka beribadah, mereka mulai bekerja sesuai dengan peran dan fungsi tugas mereka masing-masing.

Para wanita dan anak-anak, melakukan kegiatan di dalam rumah dan pekarangan. Para laki-laki yang dipimpin oleh petani ”B” tersebut selalu terlibat diskusi dan revisi atas pencapaian prestasi masa lalu sebagai bahan evaluasi prestasi sekarang bahkan masa depan bila perlu.

Mereka sibuk membuat persediaan air dengan membuka sumur atau tempat penyediaan air yang baru, membuat sistem irigasi yang terpadu, dengan rencana yang matang sekali, sehingga ketika hujan benar-benar datang nanti dan sesuai dengan hukum alam, dimana air akan mengalir ke tempat yang lebih rendah dengan demikian tidak terlalu berjerih payah mengumpulkan air bila sudah datang hujan.

Oleh karena itu mereka sibuk bekerja keras siang dan malam untuk mencapai cita-cita mereka yaitu air yang cukup untuk mengairi sawah dan ladang mereka sampai masa panen tiba.

Suatu malam, hujan yang dinantikan sejak lama pun turun dengan lebatnya. Kedua keluarga petani itu terkejut sekaligus bersorak kegirangan.

Keluarga petani ”A” bagaikan pemadam kebakaran atau dalam keadaan ”kepepet”, dengan mengerahkan keseluruhan tenaga mereka, mereka mengikuti jejak air di daerah perbukitan tersebut yang memang menjadi area wilayahnya.

”Loh, kok tanggul yang disebelah sana jebol ya. Perasaan dulu baik-baik saja. Hayo anak-anak cepat bekerja. Jangan malas apalagi kalau ”nekat” melawan bapak. Perbaiki tanggul yang jebol itu. Cepat. Cepat.” teriak petani ”A”.

Belum lagi tanggul satu jebol, banyak sekali tanah longsor terjadi sehingga menimbun tempat-tempat persediaan air milik petani keluarga ”A” tersebut. Dan terjadilah kehebohan di sana, penuh dengan suara hiruk pikuk, kalang kabut, saling menyalahkan pun terjadi disana.

Petani A : Tolong tambal tanggul itu, dan kamu tolong jaga air itu, kamu cegat air itu semampumu. Hayo, hayo jangan malas. Mana cangkulmu, mana pangkurmu kita bekerja tak jemu-jemu. Cangkul, cangkul, cangkul yang dalam...

Dalam sekejab air mengalir begitu derasnya sehingga tidak dapat dibendung lagi. Hilang lenyap di tengah kesunyian malam itu.

Petani A : ”Air, air, air. Hilang sudah airku, rejekiku. Ya nasib, ya nasib mengapa begini. Baru pertama bercerita sudah menderita.... ”

Di lain pihak, petani ”B” juga mengerahkan seluruh potensi yang ada pada diri mereka. Setiap orang berjaga diposnya masing-masing sesuai dengan pembagian tugas, serta saling bahu membahu memperbaiki hal-hal yang diperlukan seiring dengan derasnya hujan malam itu.

Mereka terhindar dari tanah longsor, malah sumur-sumur baru yang mereka gali dengan susah payah kini sudah membawa hasil. Semua penuh dan terisi. Memang ada perbaikan kecil akibat beberapa tanah longsor yang menahan laju aliran sistim irigasi sawah mereka. Toh, hal itu dapat mereka selesaikan dengan baik karena adanya perencanaan yang matang sebelumnya.

Hasilnya dapat dipastikan.

Musim tanam itu, keluarga petani ”B” bersyukur senantiasa atas hujan yang telah turun. Petak-petak lahan padi, jagung, ketela, sayur mayur yang telah mereka rencanakan membuahkan hasil panen yang berlimpah sementara keluarga petani ”A” hanya menyisakan beberapa lahan yang nyaris kering saja dan hanya cukup untuk menyambung kehidupan mereka sehari-hari.

Keluarga petani ”A” tidak dapat mengucapkan kata syukur, bahkan diantara mereka ada yang cenderung mengatakan bahwa mereka merasa mendapatkan cobaan, merasa diperlakukan tidak adil, dan beberapa keluhan kecil lainnya.

Ini adalah sebuah keadilan dalam kehidupan. Sebuah prinsip yang bekerja sama dengan hukum alam lagi.



Apa moral cerita diatas menurut anda?

Hujan diberikan kepada semua orang, lepas dari apapun karakternya. Harta dan kekayaan adalah buah dari hasil kerja keras kita selama kita dibumi. Ibadah adalah modal kita untuk di sorga.

Bekerja dan beribadah adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Terlalu banyak beribadah tanpa bekerja, kita tidak dapat melihat hasil yang kita inginkan dalam berbagai aspek dalam kehidupan kita.

Sebaliknya bila anda terlalu banyak bekerja dan kekurangan waktu untuk beribadah, pengembangan diri sendiri dan keluarga dan hubungan sosial anda akan terganggu keseimbangannya.

Lucunya adalah ada orang-orang yang bekerja keras sedemikian rupa. Buka usaha jam 6 pagi, tutup jam 10 malam. Demi ”order” dan biar banyak ”cuan” (untung / laba) katanya.

Ada yang mencapai kekayaan tertinggi pada usia 50-an, namun pada usia 60-an pulang pergi ”check up” kesehatan di Singapura, perlahan-lahan bisa ludes juga harta kekayaannya.

Ada yang mencapai kekayaan dalam usia tertentu, namun tahun depannya kena ”Phian Sui” (stroke maksudnya), separuh badan tidak dapat digerakkan dan tergantung pada kursi roda. Yang lebih parah lagi adalah orang yang tidak pernah punya tujuan kemana mereka akan pergi didunia ini dan pada saat datang ajal menjemput....

Banyak orang tidak mau bangkit dari kegagalan alias gatot (gagal total) karena mereka menyalahkan orang lain, mengulangi kesalahan yang sama, berharap tidak akan pernah gagal lagi, memperkirakan akan terus gagal, menerima nasehat mentah-mentah, dibatasi oleh kekeliruan di masa lalu, berpikir aku memang pecundang dan akhirnya menyerah.

Sebaliknya bila kegagalan di maknai peristiwanya dan diubah menjadi jembatan baru menuju sukses dengan mengambil tanggung jawab, belajar dari setiap kesalahan, mengetahui bahwa kegagalan itu adalah bagian dari kemajuan, memelihara sikap yang positif, mencari kreativitas dan inovasi baru, mengambil tantangan-tantangan baru dan ulet pada apa yang telah direncanakan semula harus tercapai sesuai dengan yang ditetapkan sebelumnya.

Ingat! Andalah yang memutuskan apa yang ingin anda lakukan dalam hidup ini. Bila hidup adalah masalah pilihan, pilihlah dengan bijaksana.

Salam Champion
Surya Rachmannuh

6D. Mendapatkan Kepercayaan

Kepercayaan didapatkan dari tindakan-tindakan prestasi yang kita lakukan di masa lalu sehingga membangun sebuah kredibilitas diri yang baik di mata orang lain.

Sekitar dua tahun yang lalu saya diminta oleh salah seorang saya dari departemen saya yang mendapat tugas untuk mengumpulkan lagu-lagu motivasi selama para eksekutif melakukan rapat besar untuk meningkatkan semangat.

Sayapun meminjamkan semua lagu-lagu motivasi yang saya miliki dan ternyata acaranya sukses. Dan saya pun menabur kebaikan diantara rekan-rekan kerja karena lewat pengalaman saya sebagai instruktur dalam bidang design dengan jabatan “Senior Training” di Binus Training Center ternyata saya mendapatkan peluang yang tidak saya sebutkan satu persatu sehingga saya berhasil sampai saat ini.

Sebagai puncaknya, awal tahun ini saya mendapatkan kepercayaan langsung dari Presiden Direktur tempat saya bekerja untuk membuat presentasi dalam bentuk film atau movie dan sayalah satu-satunya orang yang mampu melakukan hal itu.

Sebuah kepercayaan yang sangat tinggi nilainya dan sampai sekarang saya masih menyimpan email hasil ucapan terima kasih atas kerjasama tim dan kontribusi saya terutama dalam penyiapan presentasi yang begitu suksesnya dan dalam kurun waktu yang singkat.

Kembali ini selaras dengan prinsip tanam tuai. Anda tetap menabur benih-benih kepercayaan kepada orang lain karena kita tidak tahu kapan persisnya akan menuai, dan yang paling penting dari itu semua adalah hasil kebahagiaan batin yang anda telah anda terima ketika anda memberikan bantuan kepada orang lain.

Lebih berbahagia orang yang memberi daripada yang menerima.

Salam Champion
Surya Rachmannuh

6C. Membangun Kepercayaan diri orang lain

Saya mempunyai suatu pengalaman lagi dengan calon ”Field Force” saya ketika dia mendapat 3 merah, sedangkan syarat kelulusan program training satu bulan kami mensyaratkan bahwa bila seseorang telah mencapai jumlah 5 merah, maka mereka kami berikan ”jalan pulang” dengan terhormat ke rumahnya, bukan ke area penempatan kerjanya.

Saya katakan kepadanya untuk memperbaiki diri, saya menyebut beberapa nama yang berpengalaman atau yang mendapatkan nilai yang baik, bahkan saya menghubungi ketua kelasnya secara diam-diam untuk memperhatikan dan membantu dia supaya dia berhasil melewati ”batu besar’ nya.

Ternyata dia gagal.

Tidak mudah bagi saya melepas dia. Saya memberikan nama kontak saya. Dan mengatakan dia hampir selesai, 85 % selesai. Dia jatuh pada 2 mata pelajaran terakhir dan saya katakan dia masih mempunyai kesempatan untuk mencoba lagi.

Pada semester berikutnya, ketika program pelatihan sudah berjalan dia baru menghubungi saya, dia sudah bekerja namun saya katakan silakan melamar kembali untuk semester berikutnya dan saya membantu mengurus administrasinya ke bagian recruitment.

Semester berikutnya, dia berhasil masuk dan lulus. Profil dia sering saya angkat topiknya untuk memotivasi dan dia tersenyum saja pada saat dikelas. Memang saya tidak menyebut namanya atas permintaannya dan seluruh kelas juga tidak tahu karena dia waktu itu belum siap mental untuk menghadapi hal itu. Bagi saya nggak apa-apa, saat itu ”hanya dia dan saya” yang tahu.


Ada cerita lain dimana, dimana saya berperan sebagai ”executor” langsung, tanpa melewati proses akibat kesibukan saya memberikan pelatihan ”Service Excellence” ke seluruh rumah sakit yang ada di Indonesia. Dan lewat sebuah ”Exit Interview” sempat juga ada seorang ”Field Force” laki-laki yang dengan bahasa tubuh yang meminta agar saya membatalkan niat saya supaya dia tidak dipulangkan......

Dia pun bercerita bahwa dia itu dulu sudah bekerja dan mengadu nasib di tempat saya bekerja. Dia sudah beristri dan punya dua anak dan sangat termotivasi oleh sesi Pelatihan saya pada saat awal program pelatihan ”Field Force” tiga minggu yang lalu.
Namun sejak sesi pelatihan saya itu, hari demi hari motivasinya menurun dan dia mendapat nilai merah sampai lima dan harus ”pulang kampung” tanpa mendapat kemenangan, dia tidak diterima bekerja di tempat kami.

Hati saya terharu mendengar penjelasannya. Ingin membantu namun sudah terlambat, keputusan sudah diambil saya hanya menjalankan prosedurnya.

Akhirnya, dengan berat hari saya memotivasi dia untuk terakhir kalinya mengapa dia tidak menggunakan alasan bahwa dia sudah menikah dan mempunyai dua anak lagi, sebagai motivasi dia menuju sukses, sukses melewati masa pelajaran maksudnya.

Coba dulu dia membayangkan sakitnya atau ”pain” bila gagal melewati program pelatihan. Tidak berpenghasilan dan anak-anak harus dibiayai dan disekolahkan, maka seharusnya dia lebih giat belajar dan berusaha dibandingkan dengan calon ”fresh graduate” yang kebanyakan masih lajang.

Hampir di setiap sesi pelatihan motivasi, saya selalu menekankan bahwa para peserta harus menjalin ”hubungan persaudaraan”, saling membantu dan saling mendoakan.

Hanya ada dua hal yang membuat anda ”pulang kampung” yaitu ketika anda melanggar integritas dengan cara menyontek, dan bila ada mencapai lima angka merah.

Karena apabila sudah tiba saatnya seperti sekarang ini, walaupun belas kasihan ada pada hati nurani saya, namun karena peran saya sebagai ”executor” harus dilaksanakan. Dan itulah yang terjadi. Dia ”pulang kampung” ke rumahnya dengan selamat, namun dengan hasil yang mengecewakan, bukan hasil yang diinginkan (outcome).

Sebagai kata motivasi terakhir, kembali saya memberikan dia sebuah pengharapan bahwa kegagalan ini hendaknya dimaknai secara dewasa, sebagai sebuah ”pelajaran” kehidupan yang tidak pernah diajarkan di bangku sekolah manapun.

Sekali lagi, anda tidak akan pernah menjadi orang gagal, sepanjang anda dapat mengambil makna dari sebuah peristiwa keberhasilan atau kegagalan, bahkan kebanyakan orang belajar banyak dari kegagalan.

People learn much from their mistakes.

Salam Champion
Surya Rachmannuh

6B. Membangun Kepercayaan diri

Ketika saya masih menjabat sebagai Manajer Jaminan Mutu atau ”Quality Assurance” pada waktu masa bakti Agustus 1999 – Juli 2001, prestasi saya waktu itu adalah dalam satu tahun saya dengan team harus berhasil mencapai sertifikasi ISO, dan bulan Agustus 2000 perusahaan saya waktu itu PT. Selamat Sempana Perkasa, benar-benar mendapatkan Sertifikasi ISO – Manajemen mutu.

Saya memainkan peran ganda waktu itu. Menjadi Manajer QA dan Wakil Manajemen apabila perusahaan kami diaudit dari badan sertifikasi. Waktu itu badan sertifikasinya adalah SGS International Certification Services.

Saya masih meningat peristiwa penyerahan sertifikat ISO itu. Dengan memakai Jas Baru berwarna biru saya dengan bangga maju ke podium dan membicarakan pidato singkat dan berterima kasih atas pencapaian sertfikasi disitu diiringi tepuk tangan hadirin padahal saat itu saya juga belum menguasai teknik presentasi sebenarnya.

PD nggak PD, PD aja lagi.

Apa yang saya lakukan barusan adalah sedang memberikan kredit point positif kepada diri saya. Walaupun itu adalah pencapaian prestasi saya di masa lalu, namun rasa itu masih terasa dan ini dapat meningkatkan kepercayaan diri anda. Fungsi otak kita mudah mengingat dengan jelas karena sudah terbentuk jalan pikiran otak atau neuron ke sebuah peristiwa.

Pain atau pleasure. Namun saya memilih pleasure. Sebuah pencatatan skor masa lalu yang positif saja. Jadi kita dapat menekan pikiran negatif yang menghalangi potensi kita dengan menggantikannya dengan sebuah pikiran positif dan tindakannya supaya kita mampu membalikkan keadaaan atau situasi kita.

Sayangnya, kebanyakan dari kita tidak menghargai atau menganggap remeh apa yang pernah kita capai, bahkan untuk menambah daftar prestasi saja rasanya kok tidak sempat. Ingat hanya anda yang mampu mempromosikan diri anda lewat prestasi anda, bukan orang lain.

Balik lagi tentang kepercayaan diri, pernahkan anda memasuki sebuah situasi atau kondisi tiba-tiba rasa percaya diri anda hilang dan seakan kehilangan kendali diri anda?

Itu terjadi karena tiga faktor yang membentuk sebuah kebiasaan yaitu pengetahuan, ketrampilan dan sikap kita. Kita kehilangan percaya diri dapat karena kita mempunyai kekurangan satu diantra ketiga hal itu. Apakah kita tidak mengetahui situasi atau topik tertentu, pengalaman kita kurang dan yang paling menentukan adalah anda gugup ketika berbicara di depan orang.

Gugup pada saat berbicara di muka umum adalah ketakutan terbesar manusia, setelah takut sama anjing sebagai ”runner up” ketakutan umum yang dihadapi manusia. Saya pernah mengalami gugup sampai badan saya terguncang-guncang ketika waktu upacara bendera berlangsung dan sejak saat itulah saya bercita-cita untuk tidak gugup ketika berbicara di depan orang banyak dan sekarang saya sudah berhasil mencapainya.

Demikian juga tentang hal kepercayaan diri. Semakin banyak anda mencatat prestasi dalam hidup anda maka itu akan menjadi referensi yang baik kepada anda di masa sekarang. Ingat, anda sekarang ini adalah hasil dari hukum tanam tuai yang anda lakukan di masa lalu.

Berita baiknya adalah kita dapat selalu memetik hikmat dari kegagalan masa lalu dan mencatat keberhasilan masa lalu supaya kita dapat mengolahnya sebagai bahan dasar kesuksesan masa kini dan menetapkan tindakan atau ”Action Plan” untuk mencapai sasaran atau target jangka pendek kita yang sesuai dengan cita-cita besar kita dimasa datang.

Dalam prakteknya, saya mengambil contoh yang pernah saya alami ketika sedang memberikan presentasi di depan klien ketika sebagai seorang presenter. Bayangkan kalau dalam sebuah presentasi bila saya dan anda mengajukan sebuah penawaran untuk satu penawaran dengan penyedia jasa training lainnya maka seseorang yang mempunyai kepercayaan diri dan jam terbang tinggilah yang dipilih dan itu berlanjut sampai saya bergabung menjadi konsultan atau trainer internal sampai sekarang ini.

Ini adalah buah dari hasil kepercayaan diri kita yang terkadang tanpa kita duga dan sangka sebelumnya.

Sayapun belajar ini dari pengalaman, ketika menyampaikan sebuah presentasi tiba-tiba ada sebuah file yang tidak dapat dijalan sehingga acara presentasi terhambat karena anda kehilangan kepercayaan diri beberapa saat itu.

Oleh karena itu, saya selalu menyiapkan cadangan yang banyak pada saat saat melakukan presentasi atau pelatihan. Satu set presentasi saya simpan dilaptop, satu set lagi ada di DVD dan satu set lagi di ada USB saya. Jika file presentasi yang ada di laptop hilang, saya masih punya cadangan yang tersimpan di DVD, jika DVD saya baret atau hilang saya masih punya cadangan satu set yang tersimpan di USB. Hanya jika USB tamat juga itu baru namanya nasib. Kecian deh loh.

Oleh karena itu persiapan dan perencanaan yang matang adalah alat yang penting bagi pribadi Champion.


Intinya. Mengingat masa lalu positif akan mengangkat harga diri anda. Seperti mengumpulkan koin uang permainan dan mendapatkan hadiah sebuah boneka.
Menurut anda dalam permainan itu, bila seseorang memiliki modal 100 koin bermain dengan orang lain yang hanya memiliki modal 10, 15 dan 20 koin mana yang mempunyai kemungkinan lebih besar untuk mendapatkan boneka tersebut?

Tentu saja yang lebih banyak koinnya, kan. Sesederhana itu.

Jadi mulai sekarang, kumpulkan ingatan positif masa lalu anda sehingga anda dapat mendapat kepercayaan diri, PD nggak PD, PD aja lagi. ISO ora ISO kudu ISO. Dan disertai tindakan maka anda akan mendapatkan kepercayaan diri dan layak dipercaya sebagai salah satu karakter Champion.

Salam Champion
Surya Rachmannuh

6A. Terfokus pada yang negatif

Salah satu penyebab kegagalan kita untuk menjadi pribadi yang dapat diandalkan adalah ketika perhatian kita hanya terfokus pada pikiran yang negatif. Sebagian orang pernah merasakannya termasuk saya.

Ketika saya mengadakan pelatihan dengan kelas kurang lebih 25 – 30 orang dan terkadang yang ada beberapa yang hadir lebih senior daripada saya dari segi usia, terkadang timbul rasa sungkan, nggak enak hati dan rasa tidak percaya diri muncul.

Pada menit-menit awal saya pun dapat merasa canggung dan ketakutan akan penolakan.
Untungnya rasa percaya diri perlahan-lahan bangkit dan mengalahkan rasa takut itu dengan mengingat peristiwa-peristiwa positif dan pengalaman saya mengajar banyak kelas sebelumnya.

Namun ketika saya sudah terbiasa dengan situasi dan kondisi pelatihan saya, saya dapat bercerita dengan bebasnya bahkan mengubah keadaan posisi mereka dari yang melipat tangannya di depan dada tanda sebuah penolakan atau ”wait and see” menjadi lebih terbuka dan terkadang tersenyum sesuai dengan humor-humor ringan di sela-sela pelatihan kami sebelum masuk pada esensi pelatihan yang sesungguhnya.

Itulah mengapa kita harus tetap menambah daftar panjang kita akan pencapaian kita yang positif agar kita dapat mengingatnya untuk membangun kepercayaan diri anda dan bila sudah menjadi kebiasaan, kita dapat melakukannya tanpa berpikir terlebih dahulu.

Ada cerita tentang dari buku “The Successful Principal” yang menceritakan tentang bagaimana seorang yang terpaku pada pemikiran negatif sebagai bahan pembelajaran kita supaya kita tetap fokus pada pikiran positif saja.

Cemas sampai mati

Nick Sitzman seorang pekerja rel kereta api yang masih muda dan ambisius, sehat dan kuat. Dia bereputasi sebagai pekerja keras yang rajin dan punya istri yang menyayanginya serta dua orang anak dan banyak teman.

Pada suatu hari musim panas, kru kereta api diberitahu bahwa mereka boleh pulang satu jam lebih awal untuk merayakan ulang tahu mandor mereka. Ketika sedang melakukan pemeriksaan terakhir pada gerbong kereta, Nick tidak sengaja terkunci dalam sebuah gerbong pendingin. Ketika sadar para pekerja lain sudah meninggalkan lokasi, Nick mulai panik.

Dia menggedor-gedor pintu dan berteriak-teriak sampai kepalanya berdarah dan suaranya serak, tapi tidak ada yang mendengarnya. Dengan pengetahuannya tentang “angka dan kenyataan”, dia memperkirakan suhunya nol derajat. Pikiran Nick mengatakan bahwa jika dia tidak bisa keluar, maka dia akan mati beku disini. Karena ingin istri dan keluarganya tahu persis apa yang terjadi padanya, Nick mencari sebuah pisau dan mengukir kata-katanya diatas lantai kayu. Dan dia menulis,”Dingin sekali, badanku mulai mati rasa. Andai saja aku bisa tidur. Ini mungkin pesan terakhirku”.

Keeseokan paginya, para kru membuka pintu tebal gerbong pendingin itu dan menemukan Nick sudah meninggal. Autopsi memperlihatkan setiap tanda fisik tubuhnya menunjukkan dia mati kedinginan. Padahal, unit pendingin gerbong itu tidak berfungsi dan suhu adalah 12 derajat celcius. Nick telah membunuh dirinya sendiri dengan kekuatan pikirannya sendiri.


Anda juga, jika anda bisa membunuh diri sendiri dengan pikiran yang membatasi – tidak langsung seperti Nick Sitzman, namun sedikit demi sedikit, hari demi hari, sampai anda perlahan-lahan mematikan kemampuan alami anda untuk mencapai keinginan anda.

Pikiran negatif akan mempengaruhi tubuh anda. Para peneliti juga tahu dari tes-tes polygraph (detektor kebohongan) bahwa tubuh anda bereaksi terhadap pikiran anda – mengubah suhu tubuh, detak jantung, tekanan darah, tarikan napas, ketegangan otot dan seberapa banyak tangan anda berkeringat.

Ketika tersambung dengan detektor kebohongan dan ditanyai hal-hal seperti “Apakah anda mengambil uang itu?”, tangan anda menjadi lebih dingin, jantung anda akan berdetak lebih cepat, tekanan darah anda akan lebih tegang dan akan berkertingat jika anda memang mengambil uang itu dan mencoba menyangkalnya.

Perubahan fisiologis semacam itu terjadi bukan hanya ketika anda sedang berbohong tapi juga sebagai reaksi terhadap setiap pikiran anda. Setiap sel di tubuh anda terpengaruh oleh setiap pikiran anda.

Pikiran negatif mempengaruhi tubuh anda secara negatif – melemahkan anda, membuat anda berkeringat dan membuat anda tegang.

Sebaliknya pikiran positif mempengaruhi tubuh anda dengan cara positif, membuat anda lebih rileks, terpusat dan waspada. Pikiran positif akan membantu sekresi endorlin di otak dan akan mengurangi rasa sakit dan meningkatkan rasa nyaman.

Salam Champion
Surya Rachmannuh

5D. Meniru cara dan teladan orang lain

Karena hanya dengan mencontoh atau mengkuti teladan seseorang yang sukses maka kita akan mendapatkan hasil seperti yang dihasilkan oleh orang yang sudah sukses itu.

Contoh :

Barnes memilih bekerja dengan Thomas Alva Edison untuk mengikuti pola suksesnya. Jack Canfield yang mengikuti pola sukses W. Clement Stone, partner penulis buku sikap Mental Positif bersama Napoleon Hill, penulis buku best seller “Think and Grow Rich”. Saya sebagai penulis mengikuti jejak Andreas Harefa, penulis buku lebih 30 judul buku Best Seller di Indonesia, dimana ada kemauan, disitu ada jalan menuju sukses seperti yang anda inginkan.

Selalu ada orang yang mendukung sukses anda yang berada dibelakang layar yang mendukung anda. Hellen Keller dimentor oleh Anne Sulivan. Tung Desem Waringin mengikuti jejak gurunya Anthony Robbin, mantan tukang kosek WC yang berhasil menjadi motivator tingkat dunia. Sayapun pernah menjadinya “Crew” nya Tung Desem Waringin pada saat menggelar acara “Financial Revolution” bulan Pebruari 2008 yang dihadiri lebih dari 5000 peserta.

Coba gunakan imajinasikan bila anda salah satu peserta training pada saat itu. Aura sorak sorai 5000 orang pasti akan membangkitkan motivasi eksternal anda. Anda akan termotivasi saat itu. Dan apakah masih bisa bertahan sekian lama, tergantung apakah motif anda sebagai internal motivasi yang menggerakkan manusia, cita-cita dan panggilan hidupnya sehingga tanpa adanya stimulus atau rangsangan dari luar.

Jadi diri kita harus menjadi motor penggerak sukses kita sendiri dan membina hubungan dengan orang sukses dibidang yang kita sukai. Tanpa memikirkan seperti apa hasilnya nanti, kita harus mampu mencari sumber sari pati terbaik terbaik dari potensi yang ada dalam diri kita sehingga ketika tiba saatnya, kita mampu mendorong batu besar yang menekan kita dan saat itulah kita akan bertumbuh dan berkembang dengan pesat dan tidak akan terguncang walaupun ada badai kehidupan datang melanda kita.

5C. Dengan Siapa Anda bergaul?

Apa yang membedakan diri anda sekarang dan waktu lima atau sepuluh tahun yang akan datang adalah dengan siapa anda bergaul dan buku-buku apa yang anda baca. Saat ini saya menjelaskan yang pertama dulu yaitu dengan siapa anda bergaul sedangkan untuk buku anda dapat melihat referensi buku Champion yang pernah dibaca atau pun yang mengilhami saya untuk menulis buku ini.

Saya akan memulai pada bagian ini dengan sebuah ilustrasi dari negeri tiongkok kuno.


Mun Tje, The Prime Minister


Dulu ada seorang Perdana Menteri yang sebut saja bernama Mun Tje dan sangat terkenal pada jamannya. Banyak orang tidak tahu latar belakang perdana menteri Mun Tje tersebut.

Dimasa kecilnya, dia hidup dekat daerah pasar. Dan jadilah permainannya dengan teman-teman sebayanya dipengaruhi oleh lingkungan pasar yang letaknya dekat rumah yaitu main pasar-pasaran. Segala macam sayur mayur dijadikan bahan dasarnya.

Pertama-tama yang jadi korban adalah kebun sayur papanya. Karena papanya tipe orang yang sayang anak, maka dia tidak pernah menegur anak laki-laki kesayangannya itu.

Mun Tje dan teman-teman bermain pasar-pasarannya setiap hari. Ketika idak ada lagi sayur di kebun papanya, mulailah dia mengambil sayur-sayuran dari kebun tetangganya.
Mulailah terjadi keluhan tetangga di sebelah kanan dan kiri rumah Mun Tje.

Akhirnya papanya pun angkat tangan, sehingga dia memutuskan untuk memindahkan rumahnya ke daerah pekuburan. Mun Tje kecil pun berubah karena teman-teman sekitarnya juga. Hobi barunya sekarang adalah main kubur-kuburan.

Awalnya dia hanya ikut-ikutan untuk main kubur-kuburan dengan cara mengubur kedebong pisang yang ditanam ke dalam sebuah lobang tertentu yang sudah digali sebelumnya, meletakkan gedebong pisang itu dan dia pun mulai meniru salah satu temannya untuk menjadi pemimpin permainan kubur-kuburan itu.

Selang beberapa saat, dia malah memimpin permainan kubur-kuburan itu setiap hari. Sampai suatu saat ketika kedebong pisang hilang dari pasaran, Mun Tje kecil nekat untuk menangkap salah satu temannya untuk dijadikan objek permainan kubur-kuburan itu.

Temannya ini berteriak ketakutan sampai didengar oleh orang tua temannya yang adalah tetangganya juga. Lagi-lagi keluhan datang kepada papanya.

Hal ini kembali merisaukan hati papanya. Sebelum menjadi dewasa, Mun Tje kecil masih berada dalam tanggung jawabnya sebagai orang tua.

Ditengah pikirannya yang galau mencari solusi pada permasalahannya, dia pun mengingat kembali pengalaman masa lalu dan mulai timbul pada sebuah kesimpulan solusi. Ingat. Ingat, ingat, ingat, ingat lagi ceritanya.

Solusinya adalah Mun Tje kecil itu berperilaku dan bermain tergantung dari teman-temannya beserta lingkungannya. Punya rumah dekat pasar, main pasar-pasaran. Dekat kuburan, main kubur-kuburan. Sehingga papanya Mun Tje memutuskan untuk menjual rugi rumahnya yang sekarang dan memindahkan keluarganya kembali, hanya yang kali ini dekat dengan sekolah. Supaya Mun Tje main sekolah-sekolahan tujuannya.
Dan ternyata, keputusan papanya kali ini tidaklah sia-sia. Mun Tje kecil bertumbuh dan berkembang dengan teman-teman sekolahnya, apalagi ditambah dengan adanya perpustakaan di sekolah. Tiap hari main sekolah-sekolahan dan membaca buku di perpustakaan. Terkadang Mun Tje berperan sebagai guru-guruan sehingga tanpa sengaja, Mun Tje kecil tumbuh dan berkembang menjadi seorang yang terpelajar dan bijaksana.

Pangkatnya naik terus sampai akhirnya dia menjadi seorang perdana menteri yang terkenal di jamannya.


Diwaktu masa kecil saya, saya juga ingat akan nasehat mama yang secara diam-diam memberitahukan saya tentang situasi tempat kami tinggal. Di daerah Tubagus Angke, yang dipersepsikan orang sebagai tempat yang tidak disarankan untuk ditinggalkan dan tumbuh kembang anak, karena daerah tidak berpendidikan sehingga peluang untuk mendapatkan pekerjaan juga tidak mudah jadinya.

”Kamu mendingan bergaul di sekolah saja nak, pulang sekolah langsung bikin PR dan bermainlah jangan jauh-jauh dari rumah ya apalagi bergaul dengan kelompok orang yang tidak sepaham. Cukup hormati mereka saja, sapa dengan sopan namun jangan bergaul dengan mereka.” pesan ibu kepada saya.

Saya belum mengerti maksud ibu saya waktu itu. Untungnya saya memang seorang yang penurut sehingga saya terbebas dari pengaruh lingkungan yang tidak mendukung orang menjadi pribadi yang Champion.

Saya memutuskan untuk tidak merokok, tidak menenggak minuman keras, tidak bercinta sebelum waktunya, dan hal negatif lainnya. Prinsipnya saya benar-benar menjaga diri saya terbebas dari pengaruh yang tidak baik.

Setangkai ”BUNGA TERATAI” akan tumbuh dengan indahnya tidak peduli dimana lingkungan kolam tempat dia bertumbuh, dia tetap dapat mengambil sari pati yang terbaik dari alam untuk kebutuhan dirinya.

Jadi, cukup berteman dengan orang yang mempunyai perilaku dan pandangan tidak sesuai dengan anda dan perluaslah pergaulan dengan orang-orang yang membantu anda tetap semangat sampai berhasil.

Ada banyak seminar dan pelatihan untuk bertemu dan berkenalan dengan orang-orang yang sukses. Contohnya : Sekolah Penulis Pembelajar atau Written Schoolen yang mampu memotivasi saya untuk menulis buku ini.

Pelajari dan tirulah cara mereka yang sudah terbukti berhasil pada bidang yang memang anda inginkan. Ingat, yang ditiru ”caranya” bukan jati dirinya. Kita ini harus asli menjadi diri kita sendiri.

Salam Champion
Surya Rachmannuh

5B. Kebebasan untuk Memilih

Kebebasan untuk memilih atau “Freedom to Choose” adalah gerbang terakhir pertahanan anda dalam mengelola respon anda, sehingga anda menjadi “bijak” dalam mengambil sebuah pilihan atas sebuah peristiwa atau kejadian, supaya nasib anda berubah dengan cara mendapatkan apa yang anda inginkan sesuai dengan keputusan respon anda.

Kebebasan untuk memilih adalah bagian hak setiap individu lepas dari golongan, suku bangsa atau apapun. Oleh karena itu, saya pun di dalam menjelaskan berbagai hal dalam buku ini sangat memegang teguh prinsip ini. Saya hanya menyarankan dan mengingatkan dan tidak memaksa atau pun merendahkan harga diri seseorang.
Setiap orang mempunyai tanggung jawabnya masing-masing di dalam menjalani kehidupan ini. Di hampir sebagian besar ilustrasi yang saya berikan ini berguna untuk sebagai bahan refleksi kita agar kita mampu keluar dari situasi yang menekan hidup anda saat ini ke sebuah situasi yang mampu kita ciptakan sebagai manusia berdasarkan prinsip-prinsip kesuksesan yang hakiki, hukum alam, dan berlaku universal.

Menurut definisi Stephen R. Covey perbedaan antara orang yang bersifat Reaktif dan Proaktif adalah ruang “Kebebasan untuk memilih” tersebut.

Orang-orang yang bersifat reaktif seperti pada proses berikut ini

Stimulus(rangsangan dari luar diri) – Respon

Itulah sebabnya mengapa anda saya sarankan untuk mengikuti teladan orang yang telah berhasil dalam bidang dan kategori tertentu? Karena sudah terbukti hasilnya. Sudah pakem, nggak usah pikir panjang. Percaya saja, lakukan dan lihat saja hasilnya, minimal hasilnya sudah teruji, sehingga anda tinggal mengulang tindakan yang sudah pakem itu menjadi kebiasaan baik anda.

Namun manusia ini adalah mahluk pintar yang ada dibumi ini yang mampu mengembangkan sistem yang lain, menduplikasikannya sesuai dengan nilai pandangannya masing-masing karena setiap individu itu mahluk yang unik dan mempunyai peran dan fungsinya masing-masing.

Menariknya hasil penelitian itu dapat dipelajari, didebatkan, ditambahkan atau dikurangi, atau bahkan tidak disetujui.


Sekarang kita akan membahas model proaktif yaitu sebagai berikut :

Stimulus – “Kebebasan untuk memilih” - Respon

Diantara stimulus dan respon, ternyata masih ada ruang kebebasan untuk memilih.

Ruang kebebasan memilih respon berdasarkan 4 hal anugerah yang diberikan Tuhan kepada kita yaitu Kesadaran Diri, Imajinasi, Hati Nurani dan Kehendak Bebas.

Kita tidak dapat membahas satu per satu rangkaian peristiwa yang membahas ke empat anugerah diatas tadi, namun saya akan memberikan sebuah peristiwa dibawah ini, bagaimana sesungguhnya kita dapat melatih ruang “Kebebasan untuk memilih” yang mempengaruhi respon seseorang dan respon lah yang akhirnya mempengaruhi tindakan.


Peristiwa : Anda melihat dari loteng rumah anda, tetangga sebelah rumah anda secara diam-diam meletakkan sebungkus tahi sapi di depan halaman rumah anda. Apakah kira-kira respon anda?

Respon anda dan perkiraan hasilnya:

• Jika dia bisa begitu, kenapa kita tidak bisa, maka kirim balik ke rumah tetangga sebelah, secara diam-diam pula. (kesadaran diri dan kehendak bebas)
• Jika didiamkan, ngelunjak nih jadinya di masa datang (imajinasi). Kurang ajar, belum tahu siapa gua dia, kalau nggak suka sama gua mending terus terang didepan deh, jangan nusuk dari belakang.
Mungkin anda langsung berteriak,”Woi, tunggu disitu ya. Apa maksud loh. Ngajak ribut yah? Pilih mana, tangan kiri ke rumah sakit, tangan kanan ke kuburan!
• Jika anda lapor ke RT, kemungkinan ada persepsi lain yang ditimbul. Menang-Kalah situasinya. Mungkin anda menang, dia kalah dua kali. Sudah ditegor pak RT, hati terluka lagi. Itikad baiknya kepada anda jadi tidak tercapai. (nurani)

Tahukah anda?

Pada saat anda naik pitam, maka muncul sebuah waktu “kegilaan” sejenak pada saat emosi anda melampaui pikiran sehat anda. Makanya ada istilah “yang waras mendingan ngalah deh” dan ini sangat tidak disarankan. Oleh karena itu anda disarankan menunda respon paling tidak “10 detik” sebelum mengambil respon yang mempengaruhi tindakan anda apalagi marah-marah nggak karuan.

Jika anda mempelajari situasinya dulu, kemudian bertanya baik-baik kepadanya apa motif tetangga meninggalkan “sebungkus tahi sapi” itu? Dan jawaban tetangga anda itu mungkin akan mengejutkan anda.
Tetangga anda ternyata bangun pagi-pagi sekali untuk pergi ke kandang sapi untuk menunggu sapi membuang hajatnya sambil menahan bau yang ada di kandang sapi demi persaudaraannya terhadap tetangga yaitu anda.
Ingat tetangga yang dekat merupakan saudara yang sangat berharga dibanding saudara kandung yang jauh, tetangga dapat membantu anda dalam waktu tertentu yang dibutuhkan dibandingkan dengan saudara kandung kita. Iya nggak?

Jadi tetangga anda rela menunggu sekian lama untuk menunggu waktu yang tepat sehingga mendapatkah sebungkus tahi sapi yang fresh itu untuk diberikan kepada anda sebagai tetangganya, secara diam-diam karena tidak mau mengganggu jam tidur anda, dan tahi sapi itu berguna sebagai pupuk atas tanah halaman anda yang kurang subur.

Tujuannya supaya lingkungan sekitar anda menjadi lebih hijau dan asri pemandangannya.

Sekali lagi, ketika ada sebuah peristiwa atau stimulus yang datang, anda dapat menahan diri anda sejenak (pause), berpikir selama kurang lebih 10 detik untuk memilih respon yang benar, supaya tindakan anda benar pula.

Salam Champion
Surya Rachmannuh

5A. Mengambil Respon yang benar

Ijinkan saya menjelaskan pentingnya kembali mengelola respon lewat sebuah ilustrasi seperti yang dikisahkan oleh mentor saya bapak Andreas Harefa dalam salah satu sesi pelatihannya sebagai berikut :


Warisan

Ada seorang bapak yang akan meninggal dunia dan mempunyai dua anak laki-lakinya. Si Sulung dan si Bungsu. Sebagai wasiat atau pesan terakhir, berpesanlah bapak itu kepada dua anak laki-lakinya bahwa ada hal-hal yang perlu diperhatikan di dalam mengelola keuangan mereka.

Pertama, mereka tidak boleh menagih hutang yang telah diberikan kepada orang lain dan kedua, mereka harus berangkat kerja sebelum matahari terbit dan tidak boleh pulang sebelum matahari terbenam. Dan bapak itupun menghembuskan napasnya yang terakhir.

Beberapa minggu setelah pemakaman bapak itu dan selesai masa berkabungnya, maka sang pengacara pun datang dan membagi dua harta warisan bapak itu kepada kedua anaknya itu. Satu bagian untuk Si Sulung dan satu bagian lagi untuk si Bungsu.

Setelah sepuluh tahun kemudian ada perbedaan nasib diantara keduanya itu.

Si sulung menjadi seorang yang sukses luar biasa dan mempunyai “passive income” atau hasil dari investasi dari usaha-usaha yang telah dikerjakannya selama kurun waktu sepuluh tahun itu. Hal yang terbalik dialami si bungsu, dia mengalami sebuah kebangkrutan total.

Mengapa begitu?

Karena butuh “kebijakan” untuk mengartikan pesan orang tuanya.


Si bungsu mempunyai respon yang salah tentang warisan yang telah diperolehnya. Dia mempraktekkan pesan pertama ayahnya dengan cara yang sempit. Dia melakukan bagian usaha yang diwariskan ayahnya dengan cara memberikan pinjaman tanpa meminta kembali pinjaman beserta bunganya.

Demikian juga dengan pesan kedua, dia diam dirumah saja dan mendelegasikan usahanya kepada orang lain tanpa mengendalikan hasilnya sehingga dari hari ke sehari uang warisan ayahnya semakin lama semakin menipis.

Akhirnya dia menjadi bangkrut total.

Si sulung berhasil karena dia mampu memanfaatkan warisan yang diberikan oleh ayahnya. Ada sebuah amanah disana untuk meneruskan usaha ayahnya.

Yang dilakukan oleh si Sulung pada pesan yang pertama ayahnya adalah dia tidak meminjamkan uangnya kepada orang lain. Sistim usahanya adalah “Cash and carry” (ada uang, ada barang) sehingga dia dapat mengatur aliran keuangan usahanya dengan baik.

Sedangkan untuk pesan yang kedua, dia benar-benar mematuhi perintah ayahnya dengan cara bangun sekitar jam 5 pagi yaitu sebelum matahari terbit dia sudah sampai di tempat usahanya dan pulang paling cepat jam 6 petang setelah matahari terbit sehingga diwaktu pagi dia punya waktu untuk melakukan persiapan untuk usahanya hari itu dan di waktu sore dia mempunyai waktu untuk mengevaluasi hasil kinerjanya setiap hari.

Itu kunci keberhasilan si Sulung, sangat masuk akal bukan?

Jadi, sebagai pribadi Champion kita pun harus belajar bagaimana mengelola respon supaya kita tidak bertindak keliru memaknai sebuah peristiwa. Intinya, yakinlah segala sesuatu itu mendatangkan kebaikan bagi diri kita. Gunakan kebijakan kita untuk memilih respon yang sesuai dengan hasil yang kita inginkan. Berpikir sejenak, memilih respon yang benar, maka percayalah hasilnya tidak akan pernah mengecewakan dibandingkan bila anda secara sempit atau membabi buta melakukan tindakan saja tanpa disertai dengan sebuah perencanaan yang matang.

Salam Champion
Surya Rachmannuh

4D. Merangkul Perubahan di Masa Depan

Perubahan dalam diri maupun organisasi tidak dapat dielakkan. Ada yang berpendapat bahwa yang abadi adalah perubahan itu sendiri. Entahlah, saya tidak mau membahas hal keabadian ini, yang ingin saya bahas adalah bagaimana kita merespon terhadap perubahan ini yang akan terjadi di masa depan kita.

Namun yang pasti, tubuh dan sel-sel anda sedang berubah, global warming, pasar modal yang naik turun sehingga bikin sport jantung bagi para spekulator, alih-alih daripada anda menghindari perubahan yang terjadi, mendingan sekalian anda rangkul dan mempelajarinya untuk mengurangi dampak resiko yang mungkin terjadi.

Bahkan pohon mangga di depan rumah sayapun sedang bertumbuh sekitar 10 cm setiap 2 minggunya dan saya sangat menikmati perubahannya daunnya dari kuncup, menjadi kembang berwarna merah muda, menjadi merah tua dan akhirnya kembali ke warna hijau muda, hijau tua, berubah warna ujungnya seperti warna karat dan seterusnya.

Itulah hukum alam, tidak ada yang dapat mengaturnya kecuali anda yang dapat mengatur respon anda terhadap hal itu.

Growing or Die.

Kita berubah menjadi tua itu pasti tapi berubah menjadi pribadi yang mandiri adalah pilihan. Berawal dari tekad saya dimasa muda untuk berkontribusi positif bagi bangsa dan ditambah dengan pernyataan misi, saya sekarang memfokuskan tujuan saya itu sebagai penulis, pelatih dan pembicara yang sudah menjadi panggilan kehidupan saya.

Inspirasi ini saya dapatkan dari Bpk. Andreas Harefa dengan visi 2045 nya, yaitu dengan menciptakan 1000 trainer untuk Indonesia dan mungkin juga saya salah satu yang diantaranya.

Ketika perubahan terjadi sebagai sebuah peristiwa, anda bisa menerimanya dan belajar cara memanfaatkannya atau anda bisa menolaknya dan akhirnya terlindas olehnya.

Itu pilihan anda.

Bila anda sepenuhnya merangkul perubahan di masa depan sebagai bagian yang tidak terhindari dari kehidupan dengan cara menggunakan perubahan baru untuk membuat kehidupan anda lebih baik, lebih memudahkan hidup anda, maka kita akan mengalami perubahan sebagai ”peluang” untuk pertumbuhan dan mendapatkan tantangan yang baru.

Ralph Waldo Emerson mengatakan bahwa apa yang ada ada dan didepan kita adalah hal-hal yang sepele jika dibandingkan dengan potensi yang ada dalam diri kita. Saat anda memikirkan sebuah perubahan, maka hal-hal yang lain akan mengikuti dengan sendirinya.

Salam Champion
Surya Rachmannuh

4C. Melupakan masa lalu

Fungsi otak bawah sadar kita adalah mengatur sistem tubuh kita seperti fungsi jantung, paru-paru, ginjal, metabolisme organ tubuh bagian dalam kita.

Contoh : kita tidak dapat memerintahkan jantung kita untuk berhenti.

Berita baiknya adalah, kita dapat membentuk kebiasaan berpikir kita supaya kita mendapatkan hasil terbaik sesuai yang kita inginkan.

“Garbage in Garbage Out”. Sampah yang masuk, sampah pula yang hasilnya.

Tahukah anda, bila kita terjebak dalam masa belenggu masa lalu atau trauma yang mendalam, orang yang mengalami hal itu sangat tidak mudah diyakinkan. Mereka cenderung bersifat tertutup, pesimis terkadang sedikit apatis.

Hari kemarin atau masa lalu sudah berlalu. Anda tidak akan pernah mengalami hidup yang berkemenangan dan menjelang hari esok, jika anda berfokus pada masa lalu, melulu.

Sekarng gunakan imajinasi anda untuk mengerti apa yang ingin saya gambarkan lewat sebuah ilustrasi berikut ini :

Utopia yang Megah


Anda saya berikan kesempatan untuk berdarmawisata ke sebuah daerah Karawang, Jawa Barat, ke sebuah tempat yang bernama “utopia” yang begitu megahnya.

Tahukah anda, bahwa anda harus memesan tempat peristirahatan ini dulu tempat ini, supaya anda dapat menempatkan diri anda nanti bila sudah tiba waktunya.

Lucunya, kita tidak akan pernah masuk ke tempat peristirahatan kita sendirian. Kita butuh bantuan orang lain untuk mengangkat kita dan memasukkannya kedalam tempat yang telah kita pesan sebelumnya itu.

Anda hanya boleh pesan, karena anda tidak kapan akan memakainya. Hanya ALLAH yang tahu saat yang terindah bagi kita.Tapi tenang saja. Saya hanya meminta anda agar berperan sebagai pengunjung saja kok, bukan peserta.

Anda saya berikan sekop untuk membongkar tempat salah satu peristirahatan orang yang umumnya berukuran tipe studio atau tipe 21, namun hati-hati, disana ada juga yang bertipe tipe 45, 90 atau ukuran yang lebih besar lagi, loh. Tentu saja sesuai kemampuan anda pada saat anda pesan sebelumnya.

Sekarang silakan anda membongkar tempat itu dari sisi mana saja. Namun saya menyarankan dari sisi atas yang menyembul keluar dan berisikan identitas orang yang akan saya berikan namanya berikut ini.

Nama : Sibiasa Aja D.EH
Lahir : Tahun 1929
Meninggal : Tahun 1951
Dimakamkan : Tahun 1999
Dibongkar lagi tahun 2009.


Dibongkar siapa? Dibongkar anda, atas perintah saya dalam imajinasi saja. Coba tebak. Apa yang anda temukan? Harta karunkah? Mas, perak dan permatakah?

Tentu saja tidak. Anda hanya mendapatkan (maaf) tulang belulang. Itu saja. Tidak kurang, tidak lebih.

Itu yang akan kita dapatkan ketika kita memfokuskan energi kita ke masa lalu kita. Sebuah pemborosan waktu, tenaga bahkan uang untuk sebuah hal yang sia-sia.

Tapi tunggu dulu.

Meninggal dan dimakamkannya kok beda. Meninggal tahun 1951 dan dimakamkan tahun 1999 ini maksudnya apa?

Siorang biasa-biasa ini telah meninggal tahun 1951 secara spiritual. Dia sudah tidak mempunyai semangat hidup ini, tidak mau bangkit dari kekalahannya, sedangkan tahun 1999 memang secara fisik dia baru benar-benar meninggal.

Jadi, bagi anda-anda yang masih terkungkung oleh pikiran dan perasaan masa lalu, ada satu kata yang paling tepat untuk anda.

Bertobatlah. Berbalik arahlah ke masa depan. Karena ada beberapa tanda orang yang masih dalam masa lalu seperti suka membanding-bandingkan nasin buruknya, menghibur diri sendiri, menyendiri, menyesal terus tapi tidak pernah bergerak dan sebagai akhirnya menimbulkan trauma atau kepahitan yang tidak dapat melupakan masa lalu yang dikenangnya sebagai monumen bersejarah dalam hidupnya.

Oleh karena itu, jadikan hari ini sebagai titik perubahan atau kilas balik dalam kehidupan anda untuk segera mengubah pikiran anda ke Orientasi Masa Depan. Jelanglah hari esok yang lebih baik.

Kualitas yang membuat orang sukses adalah bila dia mampu mengatasi kegagalannya dan menjadi peraih prestasi yang kuat dengan cara melepaskan masa lalu dan terus maju, sehingga dia dapat menangani tantangan-tantangan yang ada di masa depan dengan antusias dengan beban yang minimal.

Namun bila seseorang tetap teringat pada kegagalan-kegagalan di masa lalunya dia seperti terkunci dalam penjara yang dia ciptakan bagi dirinya sendiri. Dia membawa beban atau yang sudah menjadi trauma itu kemana-mana, bagaikan membawa mobil dengan rem tangan yang masih aktif.

Bila diibaratkan sebuah mobil lagi, anda hanya boleh menoleh belakang lewat kaca spion anda, sesekali saja untuk melihat situasi dan sebagai bahan refleksi anda. Semua orang pernah mengalami kegagalan bahkan orang yang terbaik sekalipun.

Sedangkan mata, pikiran, semangat dan keseluruhan diri anda harus fokus pada apa yang terjadi hari ini dan ke arah mana yang dipilih untuk memperoleh hidup yang berkemenangan dan menjelang hari esok yang penuh dengan harapan indah.

Salam Champion
Surya Rachmannuh

4B. Merangkul kegagalan menjadi Sahabat

Tak ada gading yang tak retak. Mungkin kalau ada teliti daftar diatas, ada dua hal yang sebenarnya bukan sebuah pencapaian prestasi yang sebenarnya yaitu nomor 10 dan nomor 15.

Ketika terjadi kebakaran dirumah saya di daerah Tubagus Angke, Jakarta Barat. Tepatnya di Jalan Terate Gang 3, No. 17 E pada bulan Januari 2001, saya waktu itu hanya dapat berjalan perlahan-lahan menuruni anak tangga loteng rumah saya yang terbuat dari kayu.

Api membakar lewat genting rumah. Hanya setengah jam saja maka seluruh harta benda termasuk ijazah lenyap tandas. Yang tersisa dari aset saya hanyalah sebuah kaos dan sarung yang melekat.

Langitku rumahku.

Saya mencoba untuk meminjam uang kepada perusahaan namum gagal karena tidak ada kebijakan untuk hal itu padahal beban hidup saya sudah berat karena saya kuliah dan berkerja sebagai pilihan hidup. 40% gaji saya untuk tranport Jakarta – Cikarang – Cikarang naik bis dan itu tidak membuat saya menjadi patah semangat, sebaliknya saya mencari jalan keluar untuk mencari pekerjaan secepatnya.

Untuk yang nomor 15, pada tanggal 24 Agustus 2001 saya secara mendadak dipanggil dan disuruh mengundurkan diri ala Singapore. Minggu depan harus mengundurkan diri dari sana satu minggu kemudian bertepatan pada hari ulang tahun saya yang bersejarah, 31 Agustus 2001. Baru enam bulan menikah lagi, saya tidak protes walaupun dalam hati hancur. Saya pun pernah merasakan dampak krisis ekonomi di tahun 1998 juga.

I will do my crying in the rain.

Untung saja tidak jadi ”stress” apalagi sakit jiwa, ih serem. Ada teman saya yang menempuh jalur hukum dan dapat kesepakatan apa yang dia inginkan.Namun saya tidak mau menggunakan cara ini. Saya adalah orang yang mempunyai kehormatan diri, dan saya harus patuh walaupun saya menjadi pengangguran tak kentara untuk hampir satu tahun karena seluruh fasilitas lenyap. Gaji, mobil, pokoknya semuanya, kepepet habis deh tapi tetap tidak nekad. Karena keadaan perusahaan waktu sedang ada Merger dimana teman saya yang akhirnya mengambil alih seluruh tugas saya.



Dan lewat penulisan ini saya juga sudah melupakan semua hal yang terjadi saat itu.

Forgive and Forget.

Karena tujuan saya menceritakan ini adalah mengenai perjuangan dan fokus saya untuk tetap teguh memegang prinsip sukses pribadi, karena apapun yang terjadi pada anda, kehormatan andalah yang utama. Nama baik adalah segala-galanya, sedangkan rejeki dapat kita minta, percaya dan lakukan dengan itikad yang baik maka kita akan menerima sesuai dengan usaha yang kita lakukan sesuai dengan prinsip ”Tabur Tuai”.

Jadi orang yang berpribadi Champion bukannya tidak pernah mengalami kegagalan, para Champion memandang kegagalan sebagai sebuah proses menuju kesuksesan yang sesungguhnya.

4A. Tiga fase dalam kehidupan

Menurut pendapat para pakar, seperti Andreas Harefa dan Jack Canfield ada 3 fase dalam kehidupan kita yaitu fase pertama yaitu sampai kita berusia umur 20 yang disebut ”Fase Mengambil”. Fase kedua sampai dengan umur 40 adalah ”Fase keseimbangan antara mengambil dan memberi” sedangkan fase ketiga sampai dengan umur 60 adalah ”Fase Memberi”.

Ini adalah daftar pencapaian prestasi saya fase pertama saya (1970-1990)

1. Terpilih mewakili sekolah untuk pertukaran sekolah dalam bidang kebudayaan, sebuah proses asimiliasi antar pelajar di Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
2. Menjadi panitia penyelenggara catur di SMA
3. Menjadi seksi Majalah Dinding sekolah
Ini adalah daftar pencapaian prestasi fase kedua saya (1991 – 2010)

1. Mendapat sertifikasi dalam bidang administrasi yang meliputi koresponsensi bisnis, akunting dasar 2, pajak, tahun 1991
2. Mendaftar sekolah lagi di AMIK Bunda Mulia dan berpikir positif bahwa akan menjadi STMIK dan Universitas itu menjadi kenyataan. Ini adalah tabungan saya selama dua tahun. Orang sudah S1, saya baru mendaftar. Namun itu adalah kebanggaan saya dapat MANDIRI membiayai sekolah saya sendiri, tahun 1993
3. Belajar satu tahun dengan Rahtheon Consultant untuk mendapatkan sertifikasi ISO, Manajemen Mutu, tahun 1995
4. Mendapat sertifikasi ISO yang pertama dari ABS Quality Evaluation, Juni 1996
5. Mendapat sertifikasi Internal Quality Auditor dari Neville Clarke, Agustus 1996
6. Mendapat sertifikasi Manajemen Mutu ISO, tahun 1997
7. Lulus kuliah S1 setelah Jakarta – Cikarang naik bis. Menghabiskan 40% gaji untuk mencapai cita-cita. Lulus S1 dalam waktu 4 tahun, tahun 1997
8. Mendapat sertifikasi ISO expansion for Galvanized produt, tahun 1998
9. Lulus kuliah S2 di Jakarta Institute of Management Studies, Jakarta, tahun 1998
10. Rumah terbakar. Langitku rumahku. Pinjam uang ditolak namun pantang menyerah, Januari 1999
11. Mendapat sertifikasi Ulang ISO, Juni 1999
12. Mendapat kepercayaan memimpin perusahaan baru PT. Selamat Sempana Perkasa, Agustus 1999
13. Mendapat sertifikasi ISO setelah satu tahun perjuangan. Pergi sebelum matahri terbit dan pulang sebelum matahari terbenam. Jakarta – Cikupa, Agustus 2000
14. Menikah dengan Lina, istri saya, 11 Pebruari 2001
15. Mendapat Paket Rasionalisasi, 31 Agustus 2001. Ulang tahunku adalah hari terakhir bekerjaku
16. Mendapat sertifikasi Associate Webmaster, Oktober 2001
17. Mendapat sertifikasi Certified Webmaster, Desember 2001
18. Menjadi Certified Trainer PT. Daya Bina Mitra Infonet, Januari 2002
19. Mendirikan Konsultan Mainsyscon bersama partner, tahun 2002
20. Menjadi ”Specialist II” Trainer bagian Design di Binus Training center, 2003
21. Menjadi Senior Trainer di Informatics dan beberapa Institusi lainnya, 2002 - 2005
22. Magang setahun menjadi Karyawan Kontrak, tahun 2005
23. Sertifikasi dan pelatihan Problem Solving and Decision Making, tahun 2006
24. Menjadi Training Specialist, Januari 2009.
25. Menulis buku Best Sellert, sebelum tahun 2009.
26. _________________. Tambahan daftar, mulai sekarang. Sebanyak-banyaknya.
Untuk yang no. 26 belum dapat saya ceritakan yang segera akan masuk fase ketiga dalam hidup yaitu fase berbagi. Ini baru terjadi tahun depan atau secepatnya saya menambah daftar kesuksesan saya sendiri. Mungkin saya akan mulai dengan judul buku best seller saya berikutnya dengan judul ”Life Begin At 40”, misalnya. Tunggu saja kabar baiknya.

Salah satu cara untuk memelihara semangat adalah rajin memperbaiki jurnal anda di blog anda. Setiap hal yang membantu pengembangan diri anda, karir, keluarga apa saja. Siapa tahu dengan menabung tulisan akan berbuah menjadi buku. Lumayan, kan? Pusatkan saja perhatian pada royaltinya, saya jamin anda akan termotivasi untuk menulis.

Salam Champion
Surya Rachmannuh

3C. Menciptakan masa depan atau membiarkannya

Tanpa pernyataan misi anda, maka anda bagaikan kapal yang berlayar tanpa arah tujuan. Bila anda tidak menentukan sendiri perencanaan ke depan hidup anda, maka orang lain lah yang akan menentukannya bagi anda sehingga yang mungkin bisa anda lakukan adalah mengelola responnya saja.

Masih ada lagi motif yang mendasari orang untuk bertindak melakukan atau menunjukkan sebuah tingkah laku tertentu untuk menciptakan perisitiwa yang akan mengubah kehidupannya.

Motif itu ada dua, yaitu bayangan rasa sakit (pain) dan rasa senang (pleasure) yang bisa saja tertuang dalam pernyataan misi atau sebagai motor penggerak dalam menjalani kehidupan ini.

Contoh :

Dulu Alung ketika masih duduk sekolah 2 SMP pernah mendapat satu-satunya nilai 4 dalam rapotnya dan terjelek nilainya di kelas. Pain ini sangat membuatnya “kepepet” sehingga dia bertekad bulat tapi nggak berbuat “nekat”, untuk mengejar ketinggalannya lewat kursus bahasa Inggris yang komprehensif setiap hari sehingga mampu mendapatkan nilai 6 pada semester keduanya. Di kelas 3 SMP Alung malah mendapat nilai 7 pada semester 1 dan menutup semester 2 nya di SMP itu dengan nilai 8. Tumbuh atau Growth 100% . Dari nilai 4 menjadi nilai 8, walaupun dengan suatu awal yang tidak baik. Pain berubah menjadi tekad yang membara, semangat yang tak kunjung padam.


Bahkan Oprah Winfrey dalam suatu pertunjukannya pernah ditanya apa yang memotivasi dia sehingga dia menjadi terkenal seperti sekarang ini. Dengan mata terkaca-kaca dan ucapan yang terbata-bata, dia pun menjawab, ”It is pain”.

Rasa sakit akan tinggal di daerah yang tidak memadai atau ingin memperbaiki nasib, yang menurut orang tidak ada pengharapan, rasa itulah yang banyak memotivasi orang untuk bangkit, segera keluar dari kubangan kemiskinan ke kehidupan yang lebih baik termasuk saya juga.

Pain ini berasosiasi dengan masa lalu, para Champion berhasil mengubah rasa sakit yang dialami masa lalunya sebagai motor penggerak semangat untuk memacunya ke tingkat kehidupan lebih baik seperti yang diinginkannya. Para Champion menganggap kegagalan atau sebuah sukses yang tertunda dengan cara mengubah kegagalan menjadi batu loncatan, untuk menjadi pijakan sukses di masa depan. Karena sesungguhnya, kegagalan adalah sebuah proses menuju sukses sejati.

Sekarang kita bicara mengenai pleasure atau kesenangan. Pleasure ini sering dikaitkan dengan iklan-iklan yang sering muncul dalam media TV. Sangat kuat sekali pesannya.

Contoh :

• Makanlah permen ini, maka anda seakan berada di pegunungan Alpen atau Jawa Wijaya yang ada saljunya.

• Ada raksasa di kasih obat batuk, langsung lega rasanya.

• Mengisap rokok merek tertentu rasanya jadi berani, PD abis gitu.

Padahal sukses tidak ada hubungannya dengan seperti yang diiklankan.

Namun yang saya sarankan adalah melihat pleasure lewat promosi perumahan, apatemen, perjalanan wisata, atau wisata kuliner daerah tertentu, paling tidak ini akan mendorong anda untuk bertindak, punya tujuan jangka pendek supaya anda mendapatkan sebuah kebiasaan, dengan reward atau hadiah sebuah perjalanan wisata atau rumah idaman anda sambil menemukan tujuan jangka panjang anda yang sesuai dengan pilihan anda lewat pernyataan misi anda.

Bila anda tidak melakukan tindakan sekarang juga, maka anda memilih untuk menjalani kehidupan yang biasa-biasa saja, maka tingkat taraf kehidupan anda tidak akan pernah berubah.

Berinisiatiflah untuk berubah! Sekarang atau tidak pernah sama sekali.

Now or never.

3B. Inilah Kehidupanku

Dan sekarang saya memilih untuk menjadi sutradara film itu sendiri dan berikut ini adalah pernyataan misi nya :


Pernyataan Misi



Misi saya adalah untuk hidup dengan integritas dan berkontribusi positif di dalam kehidupan diri sendiri dan orang lain.

Untuk memenuhi misi tersebut :

• Saya memberi kepada orang lain : Saya selalu berbuat kebaikan kepada orang lain, bila hal itu ada pada saya, lepas dari situasi apapun.

• Saya berkomitmen : Saya mencurahkan waktu, bakat dan sumber daya saya untuk memenuhi misi saya.

• Saya membangkitkan semangat : Saya mengajar melalui contoh bahwa kita dilahirkan untuk menjadi seorang CHAMPION
(Cantik Karakternya, Harmoni, Andal, Mandiri, Prestasi, Inisiatif, Orisinil, Natural).

Ada hikmah dibalik setiap peristiwa dan ada solusi disetiap tantangan kehidupan.

• Saya berkontribusi positif : Apa yang saya kerjakan membuat perubahan kearah yang lebih baik bagi kehidupan ini.


Peran-peran ini yang merupakan prioritas dalam mencapai misi saya :

• Suami. Pasangan saya adalah orang yang terpenting di dalam hidup saya. Bersama-sama kami menyokong buah-buah dari cinta, harmoni, penghargaan diri, kerajinan, amal dan penghematan.

• Ayah. Saya membantu anak-anak saya mengalami kebahagiaan yang lebih besar di dalam hidup mereka secara konsisten.

• Putra / Saudara. Saya selalu siap menbantu dan mencintai.

• Pribadi Champion. Saya dapat diandalkan untuk menepati janji saya dan melayani sesama dengan baik.

• Pelanggan. Perilaku Champion dapat dilihat lewat perbuatan saya terhadap orang lain. Orang diluar diri saya, adalah pelanggan saya.

• Agen Perubahan. Saya menjadi seorang pelatih atau “Coach” untuk mengembangkan prestasi tinggi di dalam diri, keluarga, organisasi dan masyarakat.

• Pelajar. Saya belajar hal-hal yang baru dan penting setiap hari.

• Penulis. Saya akan memberikan dedikasi untuk memberikan warisan berupa penulisan yang cerdas, memikat dan memberikan cakrawala baru.

Pernyataan misi lah yang membuat kita dapat menentukan berbagai peristiwa dalam hidup kita. Kita dapat berinisiatif untuk melakukan perubahan dengan menentukan peristiwa apa kita dapat mengambil peran didalamnya.

Bila dimasa lalu anda telah membiarkan nasib anda berlalu begitu saja, maka anda mempunyai kemampuan untuk menentukan hasil yang anda inginkan dengan cara menentukan sendiri peran anda sebagai masukan, mengelolanya lewat sebuah proses untuk masa depan anda sendiri.

3A. Batu besar dalam hidup kita

Saya ingin membahas “batu besar” dalam hidup kita yang mungkin menghalangi potensi hidup kita lewat sebuah ilustrasi yang berjudul “Gajah Sirkus” berikut ini:


Gajah Sirkus

Seseorang melihat sebuah pertunjukan sirkus dan melihat betapa hebatnya atraksi seekor gajah berlaga, mulai dari kepintaran melewati rintangan manusia tanpa menginjak orangnya sampai kemamapuannya membawa beberapa balok kayu dan orang untuk menunjukkan sebuah atraksi yang hebat dalam sebuah sirkus.

Begitu ingin tahunya orang itu, sampai dia mengikuti gajah tersebut beserta pawangnya seusai pertunjukan sirkus tersebut. Dalam pandangan pikirannya, selesai pertunjukan, sang Gajah akan langsung dimasukkan ke dalam sebuah kandang, dan dia ingin melihat sebesar apakah kandang gajah tersebut.

Ternyata, sambil menunggu pertunjukkan berikutnya, sang gajah tidak dimasukkan ke dalam kandang, melainkan hanya ditambatkan sebuah patok kayu besar sepanjang satu meter saja. Hal ini sangat mengejutkan dia, oleh karena itu dia bertanya kepada pawang gajah itu mengapa sang gajah tidak melarikan diri dan tunduk pada sebuah patok kayu itu yang seharusnya dengan mudah dengan sekali hentakan saja akan melontarkan patok kayu itu dan sang gajah pun bebas lepas untuk bergerak kea rah manapun yang ingin dia tuju.

“Champion sekali pertanyaan anda, “jawab si pawang. Gajah itu dapat saya kendalikan karena sejak kecil saya sudah mengikatnya disana. Pada awalnya dia meronta-ronta dan mencoba untuk melepaskan diri dari ikatan itu dan ternyata sang gajah kecil itu tidak mampu. Sejak saat itu, gajah kecil yang sekarang telah bertumbung dan berkembang sebesar ini tidak mau lagi mencoba melepaskan diri dari ikatan itu, sehingga saya dapat memarkir gajah itu untuk sementara waktu sebelum dia kembali ke kandangnya.

“Gajah itu hanya mampu pada apa yang telah saya latihkan kepadanya yaitu melewati rintangan manusia dan atraksi yang memukau lainnya yang telah saya ajarkan kepadanya, kecuali mematahkan patok itu” jelas si Pawang gajah.

Demikian juga kita, bila sejak kecil kita sudah banyak mengalami kegagalan demi kegagalan bahkan sudah menjadi trauma, maka kita akan mengalami banyak kesulitan untuk meraih apa yang kita ingingkan dalam hidup ini. Kita tidak mau berusaha untuk mencoba lagi.

Anda mungkin bertanya darimana asalnya ketakutan itu?

Ketakutan itu muncul lewat hal-hal negative yang pernah dialami, sehingga seseorang menjadi takut gagal. Disinilah awal siklusnya. Rasa takut itu berkembang menjadi seseorang tidak mau mengambil tindakan sehingga dia tidak mempunyai pengalaman, baik itu berupa kesalahan atau tindakan benar yang dapat memotivasi seseorang. Bila seseorang tidak mempunyai pengalaman dapat dipastikan dia tidak mempunyai kemampuan dan sebagai hasil akhir kematangan siklus ini dia kembali menimbulkan ketakutan yang secara permanen.

Hanya satu jawabannya. Ketakutan itu terkadang hanya ada di dalam pikiran kita. Kabar baiknya adalah tindakan mengalahkan ketakutan. Saya sangat menyarankan dalam hal kondisi yang tidak pasti ini, tetap lakukan suatu tindakan, sebuah langkah maju dalam kehidupan, entah itu salah, keliru, hasilnya tidak maksimal, minimal kita mempunyai sebuah keberanian untuk bergerak apalagi menuju sasaran yang telah kita inginkan.

Oleh karena itu saya kembali ingin membahas masalah inisiatif ini sesuai dengan prinsip Tanam Tuai, dimana para Champion memandang kehidupan ini masih dengan menggunakan rumus yang sama sebagai berikut :

Peristiwa + Respon = Outcome (hasil yang diinginkan)

Anda tidak akan mungkin mencapai hasil yang diinginkan hanya jika terpaku pada respon saja. Memang bila terjadi sesuatu hal di luar hal-hal yang telah anda perkirakan, respon lah senjata terakhir kita untuk mengurangi resiko kerugian kita atau hasil yang kita dapatkan menjadi berkurang tidak seperti yang diinginkan.

Oleh karena itu, anda harus mengambil tindakan untuk mengubah peristiwa dimana area itu masih dalam kendali anda lewat sebuah perencanaan atau “pernyataan misi”.

Karena apapun latar belakang anda, semua orang bisa sukses. Menjadi pribadi yang Champion. Semua perjalanan hidup manusia itu terangkum dalam sebuah judul film kehidupan. Hanya ada dua hal tidak dapat anda ubah dalam hidup ini yaitu dimana anda dilahirkan, dan dengan orang tua mana anda ingin dilahirkan.

Setiap orang mempunyai peran dalam film itu. Apakah itu menjadi sutradara, peran utama, peran pembantu, figuran, tukang shoting film, bagian lighting, tukang kabel atau tukang kerek film. Mau jadi produser, penulis naskah, penonton, kritikus, komentator, atau apa saja.

Terserah.

Judul film itu adalah “It’s my life”. Ini adalah kehidupanku.

Salam Champion
Surya Rachmannuh

2D.Nama Baik

Anda boleh memiliki rumah, mobil, perhiasan, apartemen dan sederetan barang berharga dibumi ini lebih dari satu. Namun anda punya satu nama, yaitu nama baik.

Saya ingin bahwa ketika saya kembali menghadap sang Pencipta, banyak orang akan mengatakan :

”Disini terbaring orang yang telah meninggalkan kita terlebih dulu dengan semangat Champion nya yang telah menginspirasi dan memberikan nilai tambah banyak orang lewat tulisan, pelatihan dan ceramah motivasi.”

Dan tertulis diatas batu nisan bernama :

Surya Rachmannuh
1970 – 20XX
The ”Champion” Leader

Bila saya dilahirkan “asli” ke dunia ini dari kandungan ibu saya, maka saya pun akan kembali dengan bangga menjadi diri saya sendiri yang “asli” juga, apa adanya kepangkuanNya.

Salam Champion
Surya Rachmannuh

2C. Panggilan hidup

Saya merasakan tidak mudah untuk mendapatkan sebuah profesi yang menjadi panggilan hidup. Terasa ada yang kurang dalam hidup ini bila belum memberikan kontribusi positif bagi orang lain, keluarga, masyarakat dan Indonesia.

Hidup ini hanya sekali, dan saya ingin memberikan warisan bagi dunia ini. Yang positif tentu saja.

Oleh karena itu saya memberikan sebuah dorongan bagi anda. Anda dapat mencari sebuah kegiatan apa yang paling anda sukai sehingga anda bisa fokus, ada kebahagiaan, sebuah semangat berkobar yang kuat bahkan terkadang kita tidak begitu memperhatikan berapa besar keuntungan dalam bentuk keuangan dan kesuksesan yang dapat kita peroleh lewat profesi itu.

Kerjakan apa yang anda cintai, dan cintailah apa yang sudah anda kerjakan.

Bila anda menemukan sendiri hasrat hidup anda kembali, saya percaya bahwa bila kita memampukan diri kita lebih dulu maka rejeki akan ikut dengan sendirinya.

Sekarang, bagaimana dengan saya sendiri mengenai sebuah panggilan hidup? Sebagai motivasi tertinggi yang berasal dalam diri seseorang?

Eureka, saya menemukannya.

Panggilan dalam hidup saya sekarang sudah lengkap menjadi seorang penulis, pelatih dan pembicara.

Bagi saya, saya menemukan sebuah profesi sebagai penulis, pelatih dan pembicara adalah sebuah kebahagiaan hidup saya. Dan ada sebuah hal yang sangat penting didalam menjalani profesi saya yaitu REPUTASI, sebuah nama baik yang akan dikenang sepanjang masa.

Anda jangan kaget. Saya terinspirasi menjadi penulis ketika membaca penawaran sekolah penulis pembelajar yang kira-kira berbunyi seperti ini :

“… menulis adalah sebuah warisan yang termulia dalam hidup ini.”

Bahkan dalam gathering tanggal 28 Agustus 2009, dimana saya bahkan belum memulai sama sekali penulisan buku ini, Bapak Jansen H. Sinamo memberikan kesaksian bahwa di dalam pengalaman hidupnya bahwa Bangunan Mesir yang ribuan tahun berdiri saja kalah dengan sebuah warisan “10 Perintah ALLAH” yang diterima oleh Nabi Musa.

Pernyataan ini sangat mengena dalam sekali sehingga menimbulkan motif yang sangat kuat bagi saya.

Menulis tidak hanya sebagai sebuah “dosa” besar, begitu sebutannya bagi kami para alumni Writer Schoolen yang belum menulis buku. Menulis adalah suatu hal yang saya rindukan sekian lama namun tidak tahu bagaimana caranya.

Menulis juga menjadi sebuah sebuah profesi baru setelah menjadi Pelatih dan Pembicara. Jadi tidak lengkap rasanya kalau belum menulis sebuah buku.

Menjadi seorang penulis, pelatih dan pembicara adalah sebuah panggilan hidup. Sebuah nilai luhur dalam diri kita, dimana kita mempunyai amanah dan tanggung jawab pribadi dan profesi kita yang bila kita jalankan, kita mendapatkan sebuah kepuasan batin akan sebuah jawaban hidup kita.

Bila ada pepatah berkata :

Harimau mati meninggalkan belang,
Gajah mati meninggalkan gading,
Manusia mati meninggalkan nama.



Nama yang baik tentunya.

Salam Champion
Surya Rachmannuh