Tuesday, August 31, 2010

Managing Performance

Kunci keberhasilan untuk performance yang luar biasa adalah komitmen.

Sering kali kata komitmen digunakan, terutama bagi para praktisi, field force yang ada di dalam industri farmasi.

Komitmen itu mudah dikatakan namun perlu difollow up untuk mendapatkan fakta atau realitanya, apakah komitmen itu dilakukan sungguh-sungguh, setengah-setengah atau lip service belaka.

Ada sebuah ilustrasi mengenai komitmen ini, seseorang makan pagi dengan lauk telur dadar dan empal daging sapi. Telur dadar dapat dikatakan partisipasi karena sang empunya telur yaitu ayam masih hidup dikandang, ayam hanya berpartisipasi saja dalam membuat perut seseorang kenyang.

Empal daging lebih menggambarkan sebuah keadaan komitmen, karena sang empunya daging turut serta / merelakan dirinya terlebih dulu untuk dijagal, dibawa kepasar, dibeli per kiloan, digepruk dulu sebelum menjadi empal, dan seterusnya sampai menjadi empal dagin yang siap untuk disajikan.

Komitmen dan partisipasi memang adalah dua hal yang berbeda, yang ingin saya sampaikan adalah mungkin dalam benak anda bahwa komitmen adalah yang terbaik. Namun menurut saya tidak selalu. Saya adalah penganut "Sang Penilai Situasi" artinya komitmen dan partisipasi dapat kita lakukan sesuai dengan konteks kebutuhannya.

Kita membutuhkan komitmen bagi pengembangan diri, karir dan profesi kita sedangkan diluar itu kita lebih baik berpartisipasi saja.

Salam kompetensi

Surya