Friday, October 24, 2008

Kekuatan Paradigma

Tujuh Kebiasaan Manusia yang sangat efektif mencakup banyak prinsip dasar dari keefektifan manusia. Kebiasaan-kebiasaan ini bersifat mendasar, merupakan hal yang primer. Ketujuh kebiasaan ini menggambarkan internalisasi prinsip-prinsip yang benar, menjadi dasar kebahagiaan dan keberhasilan yang langgeng.

Akan tetapi sebelum kita dapat benar-benar mengerti Tujuh Kebiasaan ini, kita perlu mengerti "paradigma" kita sendiri dan bagaimana membuat suatu perubahan paradigma.

Baik Etika Karakter dan Etika Kepribadian adalah contoh-contoh dari paradigma sosial. Kata "paradigma" berasal dari bahasa Yunani. Kata ini semula merupakan istilah ilmiah dan lebih lazim digunakan sekarang ini dengan arti model, teori, persepsi, asumsi atau kerangka acuan.

Dalam pengertian umum, paradigma adalah cara kita "melihat" dunia - bukan berkenaan dengan pengertian visual dari tindakan melihat melainkan berkenaan dengan mempersepsi, mengerti, menafsirkan.

Untuk tujuan kita, cara sederhana untuk mengerti paradigma adalah dengan memandangnya sebagai peta. Kita tahu bahwa "peta bukanlah wilayah". Peta hanyalah penjelasan tentang aspek tertentu dari wilayah.

Andaikan saja anda ingin tiba disuatu tempat tertentu ditengah kota Chicago. Sebuah peta jalan dari kota itu akan sangat membantu anda untuk tiba disebuah tujuan. Akan tetapi, andaikan saja anda diberi peta sebenarnya adalah peta detroit. Dapatkah anda bayangkan rasa frustasi dan ketidakefektifan usaha untuk mencapai tempat tujuan anda?

Anda mungkin sedang mengolah "perilaku" anda - anda dapat berusaha lebih keras, lebih giat, melipatduakan kecepatan anda. Akan tetapi usaha anda hanya akan berhasil membawa anda ketempat yang salah tersebut dengan lebih cepat.

Anda mungkin sedang mengolah "sikap" anda - anda dapat berpikir secara lebih positif. Anda tetap tidak akan tiba ke tempat yang benar, tetapi mungkin anda tidak akan peduli. Sikap anda akan menjadi begitu positif sehingga anda akan bahagia dimanapun anda berada.

Intinya adalah anda masih tersesat. Masalah yang mendasar tidak ada kaitannya dengan masalah perilaku atau sikap anda. Masalahnya sebenarnya berkaitan dengan memiliki peta yang salah.

Jika anda mempunyai peta yang benar dari Chicago, maka keuletan menjadi penting dan jika anda menghadapi penghalang yang membuat frustasi sepanjang jalan maka "sikap" dapat membuat perbedaan yang benar-benar menentukan. Akan tetapi, persyaratan yang pertama dan paling penting adalah keakuratan peta tersebut.

Kita masing-masing mempunyai banyak peta di dalam kepala kita yang dapat dibagi menjadi dua kategori utama : peta segala sesuatunya, sebagaimana adanya atau REALITAS dan peta segala sesuatunya seperti seharusnya atau nilai. Kita menafsirkan semua yang kita alami melalui peta-peta mental ini. Kita jarang mempertanyakan keakuratan peta-peta tersebut; kita biasanya bahkan tidak sadar bahwa kita memiliki keduanya. Kita cuma mengasumsikan bahwa cara kita memandang segala sesuatu adalah cara segala sesuatunya itu sebagaimana adanya atau sebagaimana seharusnya.

Dan sikap serta perilaku kita bertumbuh dari asumsi-asumsi itu. Cara kita memandang sesuatu adalah sumber dari cara kita berpikir dan cara kita bertindak.

Intinya, paradigma adalah sumber dari sikap dan perilaku kita. Kita tidak dapat bertindak dengan integritas dilauar paradigma tersebut. Kita benar-benar tidak dapat mempertahankan keutuhan jika kita berbicara dan berjalan secara berbeda dengan cara kita melihat.

Ini menunjukkan salah satu cacat dasar dari Etika Kepribadian. Mencoba mengubah sikap dan perilaku hanya sedikit berarti dalam jangka panjang jika kita lalai memeriksa paradigma dasar darimana sikap dan perilaku itu mengalir.

Semakin sadar kita akan paradigma dasar, peta dan asumsi kita dan sejauh mana kita telah dipengaruhi oleh pengalaman kita, maka semakin kita dapat menerima tanggung jawab untuk paradigma itu dan memeriksanya, mengujinya berdasarkan realitas, mendengarkan orang lain dan bersikap terbuka terhadap persepsi mereka, sehingga mendapatkan gambaran yang lebih besar dan pandangan yang jauh lebih objektif.

Salam Kepemimpinan
Surya D. Rachmannuh
surya_rachmannuh@yahoo.co.id