Wednesday, October 21, 2009

Membagi Kebahagiaan Hidup

Tahukah anda bahwa kebahagiaan kita dapatkan dengan membagi waktu kebahagiaan kita bersama dengan orang lain. Kisah ini saya dimulai dari komunikasi pagi hari dengan istri saya, senyuman cukup untuk memotivasi saya pagi ini dan saya pun berangkat kerja dengan sambutan salakan anjing yang pernah membuat saya “shock” pada awalnya namun sekarang sudah menjadi sebuah salakan yang tiada berarti karena dengan sekali hentakan kaki saja saya berhasil membuatnya mundur walaupun dengan salakan pembelaan diri dan saya pun tidak menghiraukan lagi karena saya ingin cepat berangkat kerja.

Setelah melewati samping perumahan saya menyusuri jalan setapak yang hanya bisa dimasuki oleh kendaraan bermotor dua alias motor dan ditengah-tengah jalan setapak sebelum menuju jalan raya saya menyempatkan diri untuk membeli beberapa gorengan sebagai sarapan pagi. Dikarenakan saya berkenan untuk menghabiskan makanan itu sebelum melanjutkan perjalanan kembali, maka sebagai ganjarannya adalah saya ketinggalan angkot sehingga mengharuskan saya untuk naik ojeg motor sebagai gantinya.

Dengan menumpang jasa ojeg motor saya melewati kepadatan jalan raya Semanan yang cukup ramai dan akhirnya saya sampai di seberang jalan halte Kalideres dengan biaya empat ribu rupiah alias siceng, saya naik jembatan penyeberangan agar sampai ke seberang jalan dengan selamat dan dengan berlari-lari kecil akhirnya saya sampai ke tempat bus way.

Antrian lumayan panjang, dan saya beruntung membeli kartu gesek untuk busway dengan harga 25.000 di daerah Cempaka Mas dan dapat diisi ulang dengan harga minimal 10.000 sehingga saya dapat menerobos kepanjangan antrian busway dan menanti jalur cepat busway dengan cara berdiri saya masuk melintasi perlintasan bis jalur pertama jurusan Kalideres – Harmoni dan segera melompat lagi ke jalur kedua jurusan Kalideres – Pulogadung untuk menuju tempat kerja saya.

Tak berapa lama kemudian, ada seorang pelajar SMU dengan rok yang panjang mendapatkan kesulitan untuk menyebrang ke jalur kedua busway dengan jarak sekitar 30 cm. Saya langsung menawarkan bantuan dengan mengulurkan tangan kanan saya seraya berkata, “De, mau saya bantu?” Dia tidak serta merta menjawab pertanyaan saya namun dia memberikan tangan kirinya sebagai tanda kepercayaannya kepada saya dan akhirnya dia dapat pindah ke jalur busway kedua jurusan Kalideres – Pulogadung dengan aman.

Setelah saya membantu pelajar SMU tersebut saya mengambil posisi dibelakang agar dapat dengan tenang menulis setiap pengalaman saya ini lewat hp saya. Sesaat ketika busway sudah meluncur beberapa saat, penumpang yang duduk dibelakang tanpa sengaja melontarkan kaki yang dibungkus sepatunya ke lutut saya, dia pun mengucapkan kata “maaf” dan saya pun mengatakan tidak ada masalah dengan hal itu.

Sesampai di daerah Senen, banyak penumpang yang transit dan yang masuk juga, saya pun segera mengambil tempat duduk yang kosong dengan maksud untuk rehat sejenak dan memberikannya kepada yang berhak nanti yaitu orang tua, ibu hamil dan orang yang mempunyai ketidakmampuan fisik, dan busway pun akhirnya membawa saya dengan selamat pagi itu ke tempat aktivitas saya di daerah Cempaka Putih.

Berkaitan dengan catatan saya sebelumnya tentang pilihan kita untuk berpikir positif maka prakteknya dalam kehidupan sehari-hari adalah saya selalu mencoba untuk memberikan sedikit kebahagiaan yang dimulai dari diri kita sendiri, keluarga kita, dan masyarakat di sekeliling kita yang saya diwakili dengan orang-orang yang terlibat dalam perjalanan saya menuju kantor mulai dari keterlepasan saya akan shock pada salakan anjing, membantu ibu penjual gorengan dengan membeli barang dagangannya, member sedikit rejeki bagi tukang ojeg, membantu pelajar SMU dan memaafkan lutut saya yang ketendang serta memberikan tempat duduk kepada yang berhak adalah sebuah rangkaian kegiatan harian yang dapat kita lakukan yang saya sebut dengan membagi kebahagiaan. Ya, dimulai dari kebahagiaan hati yang meluap kepada orang lainlah yang akan membawa kita kesebuah kebahagiaan yang sejati, dimana kebahagiaan mereka yang tercermin dalam senyuman mereka adalah sebuah tanda kebahagiaan mendapat tempat yang layak dalam hati mereka dan semoga lewat penulisan yang sederhana ini kita dapat memberikan kebahagiaan untuk sekitar kita mulai sekarang dan seterusnya.

Salam Champion,

*) Surya Rachmannuh lahir di Jakarta tahun 1970, lulusan S1 dari Bunda Mulia dan S2 dari Jakarta Institute of Management Studies, Certified ISO Lead Auditor dari SGS, Certified Webmaster dan Problem Solving & Decision Making. Aktif di PT. Kalbe Farma, tbk sebagai “Training Specialist”. Hasil tulisan Alumnus Writer Schoolen “Menulis Buku Best-Seller batch XI” ini dapat dilihat di www.webiddesign.com dan www.pembelajar.com